Dua hari perayaan 16TH ROCK IN CELEBES IKLIM FEST 2025 di Fort Rotterdam, Makassar, usai dengan energi yang besar dan semangat kolaboratif yang kuat. Festival yang berlangsung pada 1–2 November 2025 ini mempertemukan lebih dari 40 musisi lintas genre, deretan seniman, dan komunitas dalam satu ruang yang merayakan musik, seni, budaya, dan kesadaran terhadap isu iklim.

Mengusung tema “The Heritage”, festival tahun ini menandai kolaborasi antara Rock In Celebes, IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab), dan Music Declares Emergency Indonesia. Selama dua hari, Fort Rotterdam disulap menjadi ruang hidup di mana warisan budaya, seni kontemporer, serta pesan tentang ketidakadilan sosial dan lingkungan berpadu secara organik.

Hari pertama dibuka dengan antusiasme tinggi. Para pengunjung tak hanya menikmati penampilan musik, tetapi juga aktif mengikuti beragam program di area festival, mulai dari pameran seni, pertunjukan budaya, hingga diskusi publik yang mengulas berbagai perspektif mengenai krisis iklim. Hari pertama menampilkan deretan musisi dengan penampilan memukau dan menggugah: Teddy Adhitya, Kunto Aji, Scaller, TOD, Majelis Lidah Berduri, Reality Club, Sukatani, serta sejumlah musisi dari Makassar dan sekitarnya.

Kemeriahan berlanjut di hari kedua dengan deretan penampilan lintas genre dari Efek Rumah Kaca, Tony Q Rastafara, Navicula, Tuan Tigabelas, Chicco Jerikho, Down For Life, Jangar, dan masih banyak lagi. Tak hanya di panggung musik, aktivitas festival juga menyebar ke berbagai ruang, menghadirkan Bedah Buku Reset Indonesia bersama para penulisnya, serta program pemutaran dan diskusi film yang mendorong kesadaran lingkungan dan sosial, seperti “Pulau Plastik: Harun Namanya”, “Berbagi Ruang: Aceh & trailer Kopi, Aku, dan Bumi”, serta diskusi film “Dirty Vote II o3”.

Festival ini juga menjadi ajang peluncuran resmi album kompilasi sonic/panic Vol. 3, proyek kolaboratif dari IKLIM yang mempertemukan musisi lintas genre untuk menyuarakan keresahan dan kepedulian terhadap krisis iklim melalui musik.

Berbagai program lintas disiplin turut memperkaya pengalaman berfestival, termasuk pameran seni hasil kolaborasi antara IKLIM, Penahitam Arts Collective, Indonesia Corruption Watch, Greenpeace Indonesia, dan Forum Seni Rupa Makassar, yang menyoroti refleksi peran seni dalam memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan.

Sebagai festival yang terus berevolusi, Rock In Celebes edisi ke-16 ini menegaskan komitmen nyata terhadap keberlanjutan. Melalui penerapan prinsip ramah lingkungan, seperti meniadakan penggunaan plastik dan kemasan sekali pakai, penyediaan stasiun air isi ulang, pengadaan wadah makanan dan gelas guna ulang, serta pengelolaan sampah bersama komunitas lokal, festival ini menunjukkan bahwa perayaan dan tanggung jawab terhadap bumi dapat berjalan beriringan.

Back To Top
copyright © dapurletter 2025