“Bayar Seikhlasnya” Viral, Lahir dari Podcast Inspiratif

  • Bagikan

Restoran “Makan Sepuasnya, Bayar Seikhlasnya” milik Seno Radja dan Alex menjadi buah manis dari pertemuan dua jiwa visioner di podcast BisnisArtis.com.

Di tengah kerasnya dunia bisnis yang dikuasai target dan margin, keduanya justru menghadirkan ruang makan yang mengandalkan keikhlasan.

Konsep ini terdengar sederhana tapi revolusioner: pengunjung bebas menikmati makanan tanpa batasan harga, lalu membayar sesuai kemampuan dan hati nurani. Tak ada label harga, tak ada paksaan—hanya kepercayaan.

Menurut Seno, konsep ini bukan strategi pasar, melainkan ajakan untuk kembali percaya pada kebaikan manusia.

Alex menambahkan, restoran ini juga menjadi bentuk refleksi sosial. “Kami ingin menciptakan tempat makan yang juga jadi tempat berbagi. Di sini, yang mampu bisa memberi lebih, yang kurang bisa tetap menikmati tanpa malu,” ujarnya.

Keberanian mereka membuka bisnis berlandaskan empati ini berawal dari obrolan podcast di BisnisArtis.com. Episode tersebut membahas makna bisnis yang berkelanjutan dan berjiwa sosial, yang ternyata mengetuk hati Alex sebagai pendengar.

Tak lama setelahnya, keduanya sepakat membangun empat usaha bernilai kemanusiaan: restoran, studio musik, sekolah balet, dan meja bilyard komunitas.

Semua lahir dari keyakinan bahwa bisnis sejati tak hanya menghitung laba, tapi juga menumbuhkan jiwa.

Kini, restoran itu tak sekadar ramai pengunjung, tapi juga ramai cerita. Banyak pelanggan mengaku tersentuh dengan konsepnya yang menumbuhkan solidaritas dan empati di tengah tekanan ekonomi.

“Kadang orang datang bukan untuk makan, tapi untuk merasa percaya lagi pada manusia,” ujar Seno tersenyum. Restoran itu pun menjadi simbol bahwa bisnis bisa berjalan di atas keikhlasan.

Dengan semakin viralnya kisah ini, BisnisArtis.com akan menayangkan episode khusus yang menelusuri perjalanan inspiratif Seno dan Alex, dari podcast hingga restoran penuh cinta.

  • Bagikan