Faktor lain yang tak kalah penting: brand dan sponsor berlomba-lomba mencari exposure lewat musik.
Dalam beberapa tahun terakhir, geliat acara musik di berbagai kota Indonesia semakin terasa. Dari konser megah di stadion hingga gigs intim di sudut kafe, seolah tak ada akhir dari kalender pertunjukan musik. Fenomena ini bukan tanpa alasan.
Pertama, ada kerinduan kolektif akan pengalaman langsung pasca-pandemi. Musik live bukan hanya soal suara, tapi juga atmosfer, koneksi, dan energi. Penonton kembali memburu momen-momen itu—mendengarkan lagu favorit sambil bernyanyi bersama ratusan orang lainnya.
Kedua, kemudahan akses teknologi dan media sosial membuat penyelenggara lebih cepat menjangkau audiens. Tiket digital, promosi online, hingga video recap acara menjadi alat promosi yang ampuh. Belum lagi tumbuhnya komunitas musik lokal yang aktif membuat acara kecil sekalipun punya tempat di hati publik.
Faktor lain yang tak kalah penting: brand dan sponsor berlomba-lomba mencari exposure lewat musik. Acara musik menjadi titik temu yang sempurna antara hiburan dan pemasaran.
Terakhir, musisi dan band lokal kini lebih berani tampil dan merilis karya. Banyak dari mereka memilih jalur independen dan menciptakan acara sendiri sebagai ruang ekspresi sekaligus sumber penghasilan.
Dengan semua itu, tak heran jika panggung-panggung musik di Indonesia kini semakin hidup, padat, dan penuh warna.