Fransiscus Eko dikenal luas sebagai penggerak lintas peran di dunia musik Indonesia. Berbekal pengalaman panjang sebagai promotor, jurnalis, produser, hingga manajemen artis, Eko membangun Cadaazz Pustaka Musik yang kini berfungsi sebagai label independen sekaligus rumah manajemen musisi.
Awalnya, Cadaazz tidak lahir sebagai label resmi. Eko memulai kariernya di ranah promosi musik, membantu label mengenalkan band dan solois. Saat aktivitas promosi menurun, ia masuk ke dunia jurnalistik. Namun, jejaringnya dengan musisi justru semakin kuat, hingga banyak yang kembali meminta bantuan promosi ke radio, acara televisi, hingga panggung pertunjukan.
Kebutuhan akan identitas profesional kemudian mendorong lahirnya nama Cadaazz Pustaka Musik. “Supaya jelas saat berhubungan dengan radio atau event organizer,” ungkap Eko. Dari sekadar nama payung promosi, Cadaazz berkembang menjadi entitas yang menangani produksi karya sekaligus pengelolaan artis.
Eko menilai, tantangan utama musisi baru tidak banyak berubah dari masa ke masa, yakni soal eksistensi dan pengenalan publik. Perbedaannya, saat ini teknologi memberi ruang lebih luas. Media digital memungkinkan siapa pun merilis karya secara mandiri, meski persaingan menjadi jauh lebih ketat.
Dalam praktiknya, Cadaazz mengusung model kerja yang adaptif. Sebagai label, Cadaazz memproduksi dan mempromosikan rilisan musisi yang dianggap memiliki potensi. Di sisi lain, sebagai manajemen artis, Cadaazz membuka kerja sama tanpa harus mengikat talent ke label internal.
Melalui pendekatan fleksibel tersebut, Fransiscus Eko menempatkan Cadaazz Pustaka Musik sebagai bagian dari ekosistem musik independen yang terus bergerak dan relevan dengan perubahan zaman.
