Maestro biola berdarah Jerman–Indonesia, Iskandar Widjaja, memikat hati sekitar 300 penonton lewat konser intim bertajuk “An Intimate Evening with Iskandar Widjaja – The Art of Strings” di D’Concert Room, Deheng House, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (12/9/2025).

Lahir di Berlin pada 6 Juni 1986, Iskandar tampil penuh energi dengan gesekan biola yang luwes sekaligus sarat emosi.

Sebelum ia naik panggung, Fermata String Quartet membuka suasana dengan apik melalui karya-karya klasik seperti Arrival of the Queen of Sheba, Eine Kleine Nachtmusik, Besame Mucho, hingga Ancient Airs & Dances.

Meski sempat molor karena hujan dan macet, penampilan Iskandar dimulai dengan dua lagu nasional, Bagimu Negeri dan Tanah Airku. Kedua lagu itu langsung membuat suasana jadi hangat.

Malam itu ia juga menghadirkan deretan nomor favorit: Variations on a Theme by Corelli, Merry-Go-Round of Life, A Million Dreams, hingga lagu-lagu Indonesia seperti Melati dari Jayagiri dan Sepasang Mata Bola.

Didampingi lima musisi pengiring, Iskandar tampil semakin total. Ia memainkan lagu-lagu populer seperti Kiss the Rain (Yiruma), Perfect (Ed Sheeran), Love Yourself (Justin Bieber), Ode to Joy dengan sentuhan khasnya, hingga He’s a Pirate dari Pirates of the Caribbean.

Momen paling spesial hadir ketika ia membawakan karya orisinalnya, “Lacrimae”. Lagu penuh pesan semangat itu punya lirik dalam lima bahasa — Latin, Prancis, Jerman, Inggris, dan Indonesia — dan ia bawakan sendiri dengan vokal yang memukau.

Sejumlah musisi dan figur publik tampak hadir, mulai dari Daniel Mananta, Ita Purnamasari & Dwiki Dharmawan, Bagus NTRL, Candra Darusman, Syaharani, hingga Cendy Luntungan. Kehadiran mereka memberi warna tersendiri bagi malam yang sudah terasa hangat.

Selain rutin konser di Eropa, Amerika, dan Asia, Iskandar juga mendirikan sekolah musik di Jakarta. Ia konsisten membawakan lagu nasional dan daerah di panggung internasional, membuktikan kecintaannya pada tanah air dalam setiap penampilannya.

Konser ditutup dengan standing ovation dari seluruh penonton. Malam yang diawali dengan cuaca dingin Jakarta itu akhirnya berakhir dengan tepuk tangan hangat dan kesan yang sulit dilupakan.

Back To Top
copyright © dapurletter 2025