Pemerintah Provinsi Jakarta, berencana membangun tanggul mitigasi di utara Jakarta tahun depan, agar genangan air akibat banjir rob bisa diatasi. Seperti diketahui, kawasan Jakarta Utara beberapa hari ini tergenang bajir rob. Sejumlah lokasi terendam akibat luapan air laut tersebut.
Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air, Ika Agustin menyampaikan proyek tanggul mitigasi dibangun untuk menanggulangi dampak banjir rob karena adanya pembangunan tanggul pantai North Coast Integrated Coastal Development (NCICD) yang baru rampung pada 2030 mendatang.
Tanggul mitigasi yang pertama ,kata Ika, akan dibangun pada 2025 di Muara Angke. Selanjutnya, tanggul kedua dibangun di Pantai Mutiara dan yang ketiga di Belencong.
“Kaitannya dengan Kali Ancol dan RE Matadinata, itu juga akan dilakukan mitigasi, tanggul mitigasi, jadi kebocorannya akan segera kita tutup. Termasuk dengan kawasan Muara Baru akan dilaksanakan tahun 2025,” ungkap dia.
Setelah tanggul mitigasi rampung dibangun, Dinas SDA kata dia, akan membangun saluran drainase menuju suatu tampungan berisi pompa stasioner atau pompa mobile.
“Fungsinya (tanggul mitigasi) bukan mengatasi robnya, tetapi fungsinya adalah setelah surut laut, kita akan memperpendek durasi genangan yang terjadi akibat rob. Itu yang pertama,” katanya.
“Yang kedua tentu saja kita tetap mensosialisasikan agar penggunaan air tanah, khususnya di pesisir pantai untuk tidak terlalu signifikan melalui program zonasi bebas air tanah kepada warga bantaran pesisiran pantai. Harapannya adalah kita mengurangi laju dari penurunan land subsidence supaya topografinya tidak sinking atau menurun terus-menerus,” sambung Ika.
Sejauh ini, Ika mengatakan pihaknya terus melakukan mitigasi cepat dalam menangani genangan akibat rob. Salah satunya dengan menyiagakan pompa-pompa di pesisir pantai.
“Tetapi paling tidak mitigasinya adalah kita sudah siapkan pompa-pompa mobil, kemudian pompa-pompa stasioner kami di sepanjang pesisir pantai sudah ready semuanya, baik itu musim hujan maupun musim rob,” ucapnya.
Banjir rob adalah banjir di tepi pantai karena permukaan air laut yang lebih tinggi daripada bibir pantai atau daratan di pesisir pantai.
Banjir rob secara khusus diartikan sebagai banjir yang diakibatkan oleh air laut yang menggenangi daratan yang lebih rendah, tetapi sebenarnya tidak terbatas pada banjir yang berakibat oleh air laut melainkan juga curah hujan tinggi di daratan yang menyebabkan air melambat mengalir ke laut yang hasilnya akan mengakibatkan air tertahan dalam waktu yang relatif lama di daratan pesisir pantai. Fenomena ini juga diperparah oleh kondisi pasang naik air laut di waktu-waktu tertentu.
Permasalahan banjir rob merupakan permasalahan serius yang dihadapi beberapa wilayah pesisir di Indonesia seperti pesisir utara Pulau Jawa, pesisir timur Sumatera Utara, pesisir pantai Kalimantan Barat dan Selatan.
Faktor utama yang mengakibatkan terjadinya banjir rob adalah kenaikan permukaan air laut, penurunan muka tanah dan abrasi pantai dalam hal ini di daratan pesisir.
Penurunan muka tanah merupakan faktor yang meningkatkan intensitas banjir rob di beberapa wilayah pesisir pantai utara Pulau Jawa terutama di DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak dan Gresik.