Dengan konsep panggung 360°, penonton dibuat merasakan dentuman dan energi dari segala arah.
Setelah menaklukkan panggung di Cirebon, Indramayu, Yogyakarta, Solo, Sukabumi, hingga Cipanas, unit eksperimental Det-Plag Lust menutup babak akhir tur mini albumnya Unleashing The First Human Tribe lewat sebuah showcase yang tak biasa: “The Final Descent: Into Subharmonic Flesh”.
Berlokasi di Dieu Geura, Bogor, panggung ini menjelma jadi laboratorium bunyi, ruang, dan gerak—bukan sekadar konser biasa.
Berkolaborasi dengan Cikerti Connection, Det-Plag Lust meledakkan keresahan, kebisingan, dan seni lintas disiplin menjadi pengalaman imersif yang merobek batas persepsi.
Dengan konsep panggung 360°, dentuman dan energi menghantam penonton dari segala arah.
Malam dibuka Telly Blue, unit indie rock Bogor dengan distorsi manis-pahit, lalu Kuntari, proyek musik eksperimental Tesla Manaf yang menyuguhkan lanskap bunyi padat, menantang, dan memikat dalam kegilaan sonik.
Bukan hanya penutup tur, malam ini menjadi perayaan kelahiran ulang—membuktikan bahwa tubuh, ruang, dan kebisingan bisa bersatu dalam satu frekuensi yang tak terlupakan.
Didukung oleh UP.IT (mitra artistik visual), MIRAS (brand minuman), Bayu Suara (sound engineer), hingga komunitas roda dua Jawa Barat, satu malam di Bogor ini meninggalkan gema yang masih berdengung lama setelah lampu panggung padam.
