Band yang dikenal dengan gaya teatrikal dan komposisi megah
Festival musik cadas paling bergengsi di Asia Tenggara, Hammersonic, kembali hadir pada tahun 2026 dengan tajuk spesial “Decade of Dominion” dalam rangka perayaan 10 tahun eksistensinya.
Salah satu penampil yang sudah dipastikan akan meramaikan panggung utama adalah band symphonic death metal asal Italia, Fleshgod Apocalypse.
Band yang dikenal dengan gaya teatrikal dan komposisi megah ini akan tampil pada Sabtu, 2 Mei 2026 di Jakarta, Indonesia.
Penampilan mereka menjadi salah satu momen paling dinanti oleh para metalhead tanah air, mengingat intensitas dan kualitas musikalitas mereka yang selalu memukau di atas panggung.
Tiket sudah tersedia dan bisa dibeli secara eksklusif di situs resmi www.hammersonic.com.
Acara ini dipromotori oleh Ravel Entertainment, yang dikenal sukses menyelenggarakan berbagai konser rock dan metal berskala internasional.
Bersiaplah untuk menyambut ledakan energi dari panggung Hammersonic 2026 – karena “Decade of Dominion” bukan sekadar perayaan, tapi sebuah penegasan bahwa metal tetap hidup dan mendominasi!
Tentang Fleshgod Apocalypse:
Fleshgod Apocalypse band berjenis musik Symphonic Death Metal asal Perugia, Italia dikenal karena memadukan musik death metal yang agresif dengan elemen musik klasik dan simfoni megah. Musik mereka menciptakan suasana dramatis, teatrikal, dan penuh atmosfer seperti dalam opera gelap. Band ini sering menampilkan instrumen orkestra, piano klasik, hingga vokal sopran wanita dalam aransemen mereka, menjadikan mereka unik di ranah extreme metal.
Ciri Khas:
Gaya panggung dan kostum ala aristokrat Eropa zaman dahulu.
Lirik bertema tentang filsafat, mitologi, dan dekadensi manusia.
Menggabungkan growl vokal brutal dengan elemen orkestra sinematik.
Live performance yang intens, teatrikal, dan megah.
Album Terkenal:
Oracles (2009)
Agony (2011)
Labyrinth (2013)
King (2016)
Veleno (2019)
Mereka adalah salah satu pionir dalam genre symphonic death metal, dan sering disandingkan dengan band seperti Septicflesh dan Dimmu Borgir, namun dengan pendekatan yang lebih teknikal dan barok.
