Regenerasi band death metal terutama yang bergaya “brutal” berjalan dengan baik di skena musik bawah tanah Indonesia.
Salah satunya DYSLEXIA yang dibentuk pada 2019 lalu di kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka mantap mengusung Slam Brutal Death Metal (SBDM).
Setelah dua kali pergantian personel, formasi DYSLEXIA yang bertahan sampai sekarang terdiri atas Adi (gitar), Andri (bass), Danang (drum), dan Wija (vokal).
Pada 2024 lalu, mereka merilis single pertamanya, “Genital Slaughtered Organ” dan disambut baik oleh para metalhead lokal. “Mereka mengusung genre SBDM karena sesuai dengan selera mereka, Komposisi musiknya memadukan elemen-elemen brutal death metal dengan gaya slamming dengan ritme yang lambat dan brutal berfokus pada kekerasan, ritme yang berat, dan vokal yang brutal,” ujar Adi.
Seperti band BDM (brutal death metal) pada umumnya, DYSLEXIA juga terinspirasi dari Suffocation serta band-band SBDM manca negara seperti Extermination Dismemberment, Organectomy, Peeling Flesh.
Menurut Adi, dalam skena musik di kota Kendari khususnya Extreme Metal saat ini mengalami pasang surut.
Tidak seperti skena di Ibukota yang besar. “Untuk beberapa tahun belakangan Kendari mengalami penurunan, mereka pun tidak mengetahui penyebabnya apa, tetapi mereka tetap mencoba tetap eksis meskipun dengan kondisi dan situasi seperti saat ini”.
DYSLEXIA telah merampungkan proses produksi album penuh perdananya yang diberi judul “Infliction of Agony”.
Album tersebut akan dirilis pada 1 Agustus 2025 oleh Brutal Mind, record label spesialis death metal yang berbasis di Jakarta.
Sejak 16 Mei, Brutal Mind telah merilis “Relentless Persecution”, single resmi dari album tersebut via kanal YouTube-nya.
Lagu ini secara spesial menampilkan Aditya Prakoso, vokalis Gerogot, band brutal death metal asal Surabaya.
“mereka menampilkan mas Adit (Gerogot) karena dia memiliki power dan kekuatan vokal yang menarik dan lebih gaul buat collab, dia juga memiliki karakter vokal seperti vokalis Deeds Of Flesh. Berasa kena caffein tapi lewat kuping, sehingga mereka tertarik buat collab dengan mas Adit,” ungkap Adi.
