Orang tak enakan sering menyenangkan orang lain tapi ironisnya malah sering menyakiti diri sendiri bahkan korbannya orang-orang terdekat.
Orang Tak Enakan atau People Pleaser pola pengasuhan jadi peringkat tertinggi serta mencetak generasi penurut. Selalu nurut itu terkesan baik karena kalau beda itu rasanya masalah, dengan nurut itu tidak rawan konflik, akhirnya terbiasa jika punya pilihannya sendiri rasanya merasa jadi orang jahat.
Padahal mencintai dan melindungi diri bukanlah hal yang egois. Pekerjaan yang menggelikan adalah selalu ingin menyenangkan orang lain. Punya kendali diri untuk menolak yang tidak membuat kita nyaman atau jauh dari prinsip kita serta bisa mengukur diri sendiri itu malah hal yang baik.
Kewarasan justru dimulai karena seseorang mengenal baik dirinya sendiri.
Hal waras itu punya kesadaran diri dengan baik. Bukankah iman mengarahkan kita untuk berperilaku baik juga kepada diri sendiri?
Buat apa sulit menolak dan mudah mengiyakan jika pada akhirnya penyesalan jadi kawan akrab seseorang karena sikap Tak Enakan. Penurut bukan lawan dari pembangkang.
Orang tak enak justru akan menggali penderitaannya sendiri, semakin lama semakin terjerat jika tidak segera punya kesadaran untuk berbenah.
Lagu 20 menit itu rampung diciptakan dan ditulis oleh Arda Hatna sendiri. Sebagai penulis lagu, penulis buku, penyanyi dan pencipta konten Arda jelas dengan mudah mengguyurkan isi kepalanya sendiri secara blak-blakan karena Arda adalah pelaku Orang Tak Enakan. Menjadi konsen utama karena Arda dibesarkan di Indonesia, terutama pulau jawa yang kental dengan budaya unggah ungguh.
Padahal harus dibedakan antara patuh norma, sopan santun itu berbeda dengan selalu nurut sehingga mencetakjadi Orang Tak Enakan.
Konsep musik yang diusung pun terlintas bernuansa 80an 90an tapi tetap dikemas dengan sound modern di telinga. Kejutan datang dari seorang Tantri Kotak yang kental jiwa rockernya tiba tiba didapuk untuk nyinden mengiringi alunan gamelan di part khusus.
Part khusus tersebut sebagai pesan penutup bahwa kita harus berubah agar tidak selalu diperdaya orang lain, punya kendali diri yang baik, sayang sama badan dan bisa menjalani hidup lebih tentram nyaman.
Seperti lirik penutupnya “Ojo gelem ngene terus, iki wayahe awakmu, ojo gelem ngene terus, sing teges karo awakmu” (jangan mau begini terus, ini saatnya dirimu, jangan mau begini terus, ini saatnya tegas terhadap dirimu).
Konsep Video Musik Pun sangat sederhana tapi begitu mahal harga yang harus dibayar oleh seorang Arda, yaitu mengabadikan memori dengan baik.
Arda duduk di samping Bapaknya yang sedang sakit, di teras depan rumahnya, bercakap ngalor ngidul. Banyak Iuka, bahagia dan pelajaran dirumah itu tapi Arda ingin membungkusnya jadi kenangan tersendiri.
Merasa pada masanya generasi milenial atau generasi Y Tidak banyak kenangan dan terbatas berupa foto, video atau bahkan kenangan Liburan bersama keluarga, membuat Arda ingin melibatkan Bapaknya yang di usia senja bisa terlibat dalam project ini.
” Lupakan dengan jumlah viewer, aku tidak bisa mengendalikannya. Tapi aku senang punya kenangan sama Bapak. Aku bisa merekamnya, aku membayar momennya, lebih banyak mengingat hal baik, mengurai banyak rasa benar, mengurai emosional yang rumit dengan menimbun banyak memori baik” papar Arda “Le maafin Bapak ya kurang iso dadi wong tuwo sing apik gawe awakmu” Pak Tua itu pun diminta dahi dan minum kopi panasnya
Lagu tersebut diproduseri oleh Afif Gifano yang juga memproduseri nama musisi berbakat Indonesia seperti Kunto Aji dll. Arda Hatna tergabung di dalam Bersama Management, dimana Bersama Management menangungi Kotak dan Marcello Tahitoe.
Sebagai entitas solois baru nan segar, Arda Hatna sudah merilis 3 lagu yang dia nyanyikan dan ciptakan sendiri :
1. lya Iya Tidak Tidak
2. Tumbuh Bersama (feat Tantri Syalindri)
3. 0rang Tak Enakan
Arda Hatna siap meramaikan karya-karya yang dekat dengan masyarakat. Selamat mendengarkan lagu terbaru dari Arda Hatna dengan judul Orang Tak Enakan, jika kamu tersentil dan dapat pelajarannya, jangan sungkan untuk berbagi. Karya yang baik adalah karya yang bisa sedikit manfaatnya.