Dari sebuah kota yang sering cuma jadi persinggahan, lahirlah suara lantang yang sulit diabaikan. Dat Bunny, unit pop punk asal Pamulang, akhirnya merilis EP perdana mereka berjudul Antidote.
Berisi lima lagu penuh letupan energi dan keresahan, karya ini dirilis secara independen sebagai tanda bahwa mereka bukan sekadar band baru, tapi sebuah pernyataan sikap.
Lagu utama, “Aligned”, jadi semacam manifesto: sindiran terhadap obsesi masyarakat agar semua orang “selaras” dengan standar hidup—punya karier mapan, menikah di umur tertentu, hidup seimbang tanpa cela. Dengan riff gitar tajam dan lirik sejujur curhatan di jam 2 pagi, Dat Bunny mengajak pendengar untuk berhenti berlomba di garis finish orang lain.
Selain itu, Antidote juga dipenuhi cerita-cerita personal yang terasa dekat:
Love My Cat – ode penuh humor dan kehangatan tentang self-love melalui kucing peliharaan.
Monoton – soundtrack harian para pekerja kantoran yang terjebak rutinitas.
Hell (of a Run) – kisah liar tentang titik balik seorang copet gigs.
Burnout – teriakan jujur soal lelah mental di tengah tekanan hidup.
Dat Bunny sendiri bukan nama baru. Sejak 2021, Mazaya Ardelle (vokal & gitar), M. Alfath Akbar (gitar lead), Vici Feraldi Gunawan (bass), dan Nadhir Prihadi Djunanda (drum) sudah menancapkan jejak dengan single Lucky One (2022) dan Pacar Orang (2023).
Kini, lewat Antidote, mereka menunjukkan sisi yang lebih matang tanpa kehilangan spirit band garasi yang bikin pop punk tetap relevan: berisik, jujur, tapi juga katarsis.