Ada yang berbeda di Oppa Space, Bandung, Sabtu malam (23/08/2025). Riuh musik dari berbagai genre berpadu, namun terasa satu napas: napas kolektif yang bernama Harmonoise Vol.1.

Bukan sekadar festival musik, Harmonoise lahir dari kegelisahan para musisi indie Bandung yang merindukan budaya panggung yang lama redup. Eenk (R Beat) dan Johan (School of Clowns) memulai percakapan sederhana, lalu menggandeng Wenang (Wen & the Wknders) dan Chairil (Eat That Soup) untuk memperkuat ide. Dari situlah, sebuah gerakan dimulai.

“Nama Harmonoise memadukan kata harmonis dan noise. Filosofinya jelas: ada keindahan di balik kebisingan, ada semangat yang menyatukan perbedaan,” ujar Johan sambil tersenyum, sesaat setelah turun panggung.
Malam itu, lintas genre tak lagi soal sekat. Dari School of Clowns yang energik, Eat That Soup yang membakar atmosfer, hingga Wen & the Wknders yang menyuguhkan nuansa segar, semuanya berpadu dalam satu alur. Diselingi canda segar dari MC Rifan Nuari dan Anggita Destiana, penonton larut dalam semangat kolektif yang hangat.
Namun Harmonoise bukan hanya untuk satu malam. Tim inti sudah menyiapkan agenda berlanjut hingga Desember. Visi mereka jelas: membangun wadah kolektif yang solid, di mana musisi indie Bandung bisa berkarya, berjejaring, dan tumbuh bersama.
Bandung, kota yang pernah menjadi episentrum musik independen Indonesia, kembali menemukan denyutnya. Dan Harmonoise hadir sebagai pengingat: bahwa musik, sekeras apa pun bunyinya, tetap bisa menyatukan.
