FREAK SCENE hadir sebagai rangkaian tur musik independen yang digelar dan diinisiasi oleh dua band penggerak utama, NEARCRUSH bersama SOMNYFERA.
Tur ini mengangkat semangat musik indie rock dan indie pop dari arus pinggir, dengan karakter khas: distorsi keras yang dipadukan dengan melodi manis.
Nama FREAK SCENE sendiri dipetik dari lagu legendaris Dinosaur Jr., ikon indie rock Amerika, yang sekaligus menjadi simbol selebrasi musik indie yang kini kian mendapat tempat di hati generasi muda ‘hari ini’.
Tidak hanya sekadar tur, FREAK SCENE dirancang sebagai ruang perayaan sekaligus laboratorium eksplorasi musik sidestream, di mana para musisi lintas generasi, dari yang sudah mapan hingga talenta baru yang tengah muncul, dipertemukan di sini untuk berbagi energi, mengasah karya, dan membangun ekosistem musik independen yang lebih hidup.
Gelaran perdana ini juga akan menghadirkan LIGHTSPACE, unit post-rock asal Bandung, yang siap tampil di tiga titik tur dengan karakter musikal yang memadukan atmosfer post-rock Jepang dengan nuansa noise, distorsi, hingga riff berat yang membentuk persona baru bertajuk “red mode”. Setelah tiga tahun memilih diam, LIGHTSPACE kini kembali dengan energi segar dan konsep yang lebih berani.
Tentunya penting pula bagi khalayak banyak berkenalan dengan dua band yang akan tampil di rangkaian tur ini. Pertama, ada NEARCRUSH.
Unit alt-rock beranggotakan Kevin (vokal, gitar), Aldy (gitar), Chandra (bass), dan Dani (drum) ini menandai langkah awal lewat album debut Bloodsports & Modern Arts yang rilis pada 2021 dalam format CD dan kaset. Jejak perjalanan mereka berlanjut dalam kompilasi Tribute to Sajama Cut (2022) serta Tribute to Pure Saturday (2023), yang keduanya dirilis dalam format CD.
Di sisi lain, SOMNYFERA membawa dimensi yang berbeda dengan warna musik yang kaya akan pengaruh alternatif 90-an, noise rock, progressive rock, shoegaze, dan grunge. Band ini digawangi oleh Dika Perdana (gitar, vokal), Aldi Valchon (bass, vokal), Rendy Pandita (drum, keyboard), dan Arman Masudi (gitar). Lirik-lirik mereka menelusuri dunia surealis—tentang alien, luar angkasa, ketuhanan, dan lapisan imajinasi lain—dengan eksplorasi yang intens.
Rilisan terbaru mereka, mini album Mantis Anggrek Pink dirilis secara digital melalui Demajors dan hadir pula dalam format kaset lewat Disaster Records.
FREAK SCENE akan menempuh perjalanan dari Agustus hingga Oktober, singgah di berbagai titik kolektif yang menjadi denyut nadi musik independen di tiap kota.
Dimulai pada 30 Agustus di Jakarta Selatan yang diinisiasi oleh Pokta Collective, Tangerang. Berlanjut sehari setelahnya di Pecah Kongsi, Serang. Kemudian, tur berlanjut ke Bengkel TigaDanEmpat, Cibinong pada 6 September, lalu Meta Klab, Cipanas, pada 7 September.
Setelahnya perjalanan terus bergerak ke Sumedang bersama Tofu Monster Kolektif pada 13 September, Effrtlss di Cirebon pada 14 September, Pattern Collective di Garut pada 20 September, hingga Total Mayhem di Tasikmalaya pada 21 September.
Memasuki Oktober, tur ini akan tiba di Jakarta pada 4 Oktober bersama Orange Collective, dan ditutup dengan energi penuh di Bandung, tepatnya Mutual Cherish, pada 5 Oktober.
Melalui FREAK SCENE, musik sidestream Indonesia kembali mendapat ruang untuk dirayakan. Bisa dibilang agenda ini bukan hanya soal tur, tapi tentang menghidupkan kembali semangat kolektif, mengajak generasi muda untuk menengok bahwa di luar arus utama, ada begitu banyak warna musik yang otentik, berani, dan punya daya ledak besar.
Inilah saatnya menyaksikan bagaimana distorsi, melodi, dan energi dari panggung-panggung kecil bisa membangun gelombang besar bagi masa depan musik independen di Indonesia.
