Mereka berkomitmen untuk terus melanjutkan nama besar DADALI, meski dengan formasi minimalis.

 

Sejak memulai langkahnya di industri musik Indonesia pada 2009, DADALI telah menjadi salah satu band pop yang konsisten menghadirkan karya-karya menyentuh hati.

Prestasi awal mereka tidak main-main—pada Januari 2011, DADALI berhasil mencatatkan namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI) berkat video musik “Disaat Aku Mencintaimu” yang meraih gelar “Video Musik dengan Viewer Terbanyak dan Tersingkat” di platform YouTube.

Sebuah capaian yang menandai kekuatan mereka dalam menyentuh emosi pendengar lewat musik dan lirik.

Namun perjalanan panjang DADALI tidak selalu berjalan mulus. Tahun 2021 menjadi salah satu fase paling kelam dalam sejarah band ini.

Dalam rentang waktu yang singkat, mereka kehilangan dua personel: Yuda (gitaris) dan Rixx (keyboardist), yang meninggal dunia karena sakit. Kepergian keduanya menyisakan duka mendalam, sekaligus tantangan besar bagi kelanjutan band ini. Dyrga (vokalis) dan Ikar (gitaris), yang tersisa, memilih untuk tidak menyerah.

Mereka berkomitmen untuk terus melanjutkan nama besar DADALI, meski dengan formasi minimalis.

Masa transisi itu tidak menyurutkan produktivitas mereka. Dalam kurun 2021 hingga 2023, DADALI tetap merilis sejumlah single, termasuk “Sakit Teramat Sakit” dan “Biarkan Ku Berlari”, yang menunjukkan bahwa semangat bermusik mereka tak pernah padam.

Titik balik terjadi pada awal 2024, ketika Boim (gitar), Vizar (keyboard), dan Hendi (bass) resmi bergabung sebagai personel tetap. Kehadiran mereka memberikan energi baru, dibuktikan dengan peluncuran dua single “Mungkin Pilihan Terbaik” dan “Sampai Maut Memisahkan”, yang diterima baik oleh publik.

Memasuki 2025, DADALI membuka tahun dengan single “Sebuah Kisah”. Tak berselang lama, mereka kembali hadir lewat karya terbaru berjudul “Aku Tetap Setia”.

Lagu ini diciptakan oleh Dyrga dan Boim, dan dikemas dalam nuansa pop romantis yang menjadi ciri khas DADALI. Lirik yang sarat makna, melodi yang menyentuh, serta perpaduan sound yang matang menjadikan lagu ini sebagai salah satu karya paling emosional mereka sejauh ini.

“Aku Tetap Setia” bukan sekadar lagu cinta biasa. Lagu ini adalah cerminan tentang kesetiaan yang tulus, pengorbanan yang sunyi, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.

Setiap baitnya terasa seperti pengakuan hati, yang dirangkum dalam aransemen musik yang menyentuh—sebuah pelukan hangat bagi siapa pun yang pernah terluka namun tetap memilih bertahan.

Kehadiran single ini juga menjadi penegas bahwa DADALI tetap relevan dan produktif, bahkan di tengah dinamika industri musik yang terus berubah. Mereka bukan sekadar nama lama yang bertahan, tetapi entitas yang terus memberi warna berbeda bagi musik pop Indonesia.

Dalam lebih dari 15 tahun perjalanan, DADALI telah merilis sejumlah lagu hits seperti “Disaat Sendiri” (2013), “Disaat Aku Tersakiti” (2014), “Cinta yang Tersakiti” (2015), “Disaat Aku Pergi” (2016), hingga “Disaat Patah Hati” (2018).

Lagu-lagu ini tidak hanya sukses di dalam negeri, tetapi juga mendapatkan tempat di hati pendengar mancanegara.

DADALI adalah kisah tentang konsistensi, dedikasi, dan keberanian untuk terus mencintai meski kehilangan.

Di tengah arus cepat industri musik, mereka tetap berdiri—setia pada suara, setia pada pendengar.

Back To Top
copyright © dapurletter 2025