Bertujuan mengangkat kembali semangat kebangsaan sekaligus meluruskan beberapa bias historis

 

 

Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) tengah mempersiapkan peluncuran buku sejarah nasional Indonesia terbaru dalam 10 jilid.

Proyek besar ini dirancang untuk menggambarkan garis besar perjalanan sejarah bangsa, dari era prasejarah hingga Indonesia modern. Peluncurannya direncanakan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan RI pada Agustus mendatang.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa buku ini bukan bertujuan untuk menarasikan sejarah secara absolut, melainkan sebagai kerangka besar yang bisa membuka ruang eksplorasi lebih luas oleh sejarawan dan penulis sejarah lainnya.

“Kalau kita ingin menuliskan sejarah Indonesia secara menyeluruh, mungkin akan membutuhkan lebih dari 100 jilid. Tapi 10 jilid ini bisa menjadi fondasi awal, memberi arah bagi penulisan sejarah yang lebih tematik dan mendalam,” ujar Fadli dalam Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia yang digelar daring pada Jumat (25/7).

Fadli juga menyampaikan bahwa banyak bagian penting dari sejarah Indonesia—terutama yang berkaitan dengan masa-masa konflik, kebudayaan lokal, dan kerajaan nusantara—masih belum digali secara menyeluruh. Ia membayangkan ke depan akan ada seri sejarah khusus, seperti tentang Majapahit, Sriwijaya, hingga perjuangan 1945–1949, yang ditulis dengan pendekatan lebih komprehensif.

Lebih jauh, penulisan ulang ini juga ditujukan untuk menghadirkan narasi sejarah yang bebas dari bias kolonial, sehingga mencerminkan sudut pandang bangsa Indonesia sendiri. Ia menekankan bahwa sejarah tidak boleh hanya diwariskan dari sudut pandang penguasa kolonial, tetapi harus ditulis oleh anak bangsa untuk memperkuat identitas nasional.

“Saya berharap buku ini mampu menumbuhkan kesadaran sejarah, terutama bagi generasi muda, agar lebih memahami akar kebangsaan mereka sendiri,” tutup Fadli.

Back To Top
copyright © dapurletter 2025