Ceritanya berangkat dari kekaguman terhadap seseorang yang dikenalnya lewat sebuah project kolaborasi
Penyanyi muda Efah Aaralyn kembali menunjukkan eksistensinya di industri musik Indonesia lewat single terbarunya berjudul “Crush”.
Lagu pop berbahasa Inggris ini menangkap momen universal: jatuh hati secara diam-diam, tapi tak pernah sempat diungkapkan.
Setelah sukses dengan “Tak Mengerti”, “Menunggu di Sini” (feat. Randa), dan “Wajar”, Efah tampil lebih ringan namun tetap personal dalam “Crush”. Menariknya, lagu ini ditulis sendiri oleh Efah berdasarkan pengalaman pribadinya.
“Lagu ini Efah tulis dalam tiga hari. Prosesnya cukup lancar, meskipun sempat revisi beberapa kata setelah lirik awal jadi,” kata Efah.
Ceritanya berangkat dari kekaguman terhadap seseorang yang dikenalnya lewat sebuah project kolaborasi—seorang music maker dari Eropa.
“Karena kami beda zona waktu dan sama-sama sibuk, akhirnya gak sempat diskusi lebih jauh. Jadi semuanya hanya jadi rasa yang dipendam,” papar Efah sambil tertawa.
Lagu ini juga jadi sarana eksplorasi Efah dalam menulis dan bernyanyi dalam bahasa Inggris.
Dibantu produser M. Aditia Sahid (Acoy, gitaris Rocker Kasarunk), “Crush” dikemas dengan aransemen minimalis yang hangat dan dekat, membiarkan vokal lembut Efah menonjol dan menyampaikan emosi tanpa berlebihan.
Tak hanya rilis audio, video musik “Crush” juga telah tayang di kanal YouTube AFE Records.
Syuting dilakukan di Kebun Raya Cibinong selama empat jam, tanpa konsep khusus—lebih mengandalkan spontanitas lokasi dan suasana.
“MV-nya dibuat sederhana, tapi penuh makna. Visualnya menggambarkan seseorang yang menyukai diam-diam, dengan nuansa sepi dan ekspresi yang tertahan,” jelas Efah, yang dikenal mengidolakan musisi seperti Avril Lavigne, Taylor Swift, hingga Nadhif Basalamah.
Lagu “Crush” kini sudah tersedia di berbagai platform digital seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music.
Sebuah ajakan jujur dari Efah untuk semua yang pernah merasakan manis-pahitnya suka dalam diam.