Synchronize Fest 2025: Rayakan Dekade Emas dengan Kolaborasi Musik dan Seni Bertema “Saling Silang”

  • Bagikan

Tahun ini, Synchronize Fest menandai tonggak penting dalam perjalanannya sebagai salah satu festival musik terbesar di Indonesia.

Memasuki edisi ke-10, festival ini hadir dengan semangat baru yang merefleksikan satu dekade pencapaian melalui tema besar: “Saling Silang”—sebuah gagasan tentang keterhubungan antara musik, seni, dan budaya dalam membentuk ekosistem kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.

Mengusung konsep music & art festival, edisi 2025 memperluas jangkauan pengalaman festival melalui instalasi visual, performans interaktif, hingga eksplorasi ruang kolektif yang melibatkan partisipasi aktif publik.

Bagi Synchronize Fest, ini bukan sekadar selebrasi, tetapi juga ruang refleksi dan inovasi yang merangkul komunitas lintas disiplin.

Festival Director David Karto menyatakan bahwa momen satu dekade ini merupakan bentuk persembahan terhadap semua pihak yang telah tumbuh bersama Synchronize Fest—dari musisi, seniman, hingga penonton. “Semangat saling-silang ini menjadi fondasi dari bagaimana Synchronize Fest dibangun sejak awal—kerja bersama, lintas batas, dan lintas medium,” ujarnya.

Salah satu sorotan utama tahun ini adalah perayaan 25 tahun perjalanan demajors dan ruangrupa, dua entitas kreatif yang turut membentuk lanskap musik dan seni kontemporer Indonesia sejak awal 2000-an.

Kolaborasi keduanya melahirkan bentuk eksplorasi baru di Synchronize Fest 2025, yang menghadirkan pameran arsip, instalasi, hingga eksperimen kolektif yang memperluas makna festival sebagai ruang temu lintas generasi.

“Merayakan 25 tahun bersama di festival seperti Synchronize menjadi pernyataan penting tentang keberlanjutan praktik kerja kolektif dan berbagi sumber daya di ranah seni dan musik,” ungkap Ade Darmawan dari ruangrupa.

Rekannya, Indra Ameng, menambahkan bahwa kolaborasi ini juga menjadi medium untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman kepada generasi baru.

Tak berhenti di situ, Synchronize Fest 2025 juga melakukan pendekatan kreatif yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam penggarapan key visual festival.

Melalui lokakarya pengarsipan, festival ini mengolah kembali aset visual dan dokumentasi dari perjalanan demajors dan ruangrupa selama dua dekade lebih. Proses ini melibatkan diskusi, penelusuran arsip, hingga kolaborasi seniman lintas disiplin menggunakan teknik kolase dan cut & paste, dengan semangat kolektif yang mencerminkan tema Saling Silang.

Beberapa nama yang turut ambil bagian dalam proyek visual ini antara lain: Mateus Bondan (bondigoodboy), Hauritsa, Syaiful “Jahipul” Ardianto, Ahmad Fauzan (Cycojano), Degi Bintoro, dan Kolektif Cisarua Creative. Kolaborasi ini dipimpin oleh Saleh Husein sebagai Art Director Synchronize Fest 2025.

“Kami percaya bahwa arsip bukan hanya catatan masa lalu, tapi juga aset pengetahuan yang bisa diolah ulang menjadi konteks baru. Inilah bentuk penghormatan kepada sejarah, sekaligus upaya memperkenalkannya kepada generasi mendatang melalui medium pop yang relevan,” jelas Saleh.

Synchronize Fest 2025 akan digelar pada 3, 4, dan 5 Oktober, menghadirkan pengalaman festival yang bukan hanya merayakan musik, tapi juga menyatukan spektrum seni dan budaya dalam satu ruang bersama.

  • Bagikan