BUILDERS MY SKIN Band asal Bandung yang terdiri dari Dava (Vocal), Aditya (Guitar), Faris (Guitar), Dipo (Bass) serta Fahrul (Drum) ini terbentuk pada Oktober tahun 2023, Setelah tiga single yang telah mereka rilis, kini mereka melanjutkan kembali perjalanannya dengan merilis single keempat berjudul “Tetha” sekaligus menyuguhkan konsep dan warna barunya dalam mengedepankan visual art, pada karya terbarunya “Tetha” ini mengandung unsur melodic hardcore maupun post-hardcore dengan vokal yang diucapkan kata-kata yang sangat kental.
FFO: Berlayar Sebelum Angin, Casey, Counterparts, Defeater, dll.
Perilisan single terbaru ini secara garis besar ditujukan untuk menjadi jalan pembuka menuju Extended Play (EP) pertama mereka yang akan dirilis pada tahun 2025 ini.
Karya “Tetha” itu sendiri menggambarkan tentang perjalanan emosional yang penuh dengan keraguan diri, penyesalan, dan pergolakan batin.
“Tetha” adalah sebuah karya musik penuh amarah, kejujuran, dan semangat perlawanan yang lahir dari pergolakan batin dan realitas keras kehidupan urban.
Lirik lagu ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang terjebak dalam kerasnya kehidupan dari pengkhianatan, tekanan sosial, hingga perjuangan mempertahankan jati diri di tengah kepalsuan hubungan.
Dengan gaya bahasa yang lugas, kasar, dan tanpa sensor, “Tetha” menyuarakan kekecewaan terhadap sistem dan hubungan sosial yang palsu.
Kalimat seperti “Fuck this game, ain’t I playin’ no more” dan “Friendship’s fake, trust is doom to find” mencerminkan keputusasaan dan kekecewaan terhadap persahabatan yang berakhir pada pengkhianatan.
Namun, di balik kata-kata kasar yang frontal, tersimpan semangat perjuangan dan harapan yang kuat, sebagaimana terlihat dalam lirik “Hidup itu sulit, tapi aku lebih kuat dari baja” dan “Aku harus berharap, aku harus mendaki bukit itu.”
“Tetha” bukan hanya curahan hati, tapi juga manifesto—tentang melawan tekanan, mematahkan batas, dan membentuk jalan hidup sendiri.
Lagu ini berbicara untuk mereka yang merasa kehilangan arah, yang pernah dikhianati, dan yang masih bertahan meski dunia tidak berpihak.
Nada-nada perlawanan dalam lagu ini dikemas dalam irama keras, penuh intensitas, mencerminkan semangat memberontak ala generasi yang menolak persetujuan.
Dengan pendekatan lirik yang personal dan penuh amarah, “Tetha” bukan sekadar lagu, ia adalah sebuah karya kolektif, suara bagi mereka yang hidup dalam tekanan namun tetap berani bersuara.
Lagu ini cocok menjadi lagu kebangsaan bagi para pejuang hidup yang memilih untuk tetap berdiri meski dihantam berkali-kali oleh kenyataan.
Dalam single ke-4 mereka yang bertajuk “Tetha” telah dirilis di seluruh platform musik digital serta dapat dinikmati oleh khalayak terhitung sejak 20 Juni 2025.