Darkaside, band nu metal asal Bougainville, Papua Nugini, kembali mencuri perhatian lewat rilisan terbarunya, “Decade of Crisis”.
Lagu ini bukan sekadar musik keras—ini adalah teriakan kolektif dari sebuah generasi yang tumbuh di tengah trauma perang saudara dan krisis kemanusiaan selama satu dekade.
Lewat perpaduan nuansa metal modern dan alat musik tradisional seperti kundu drum dan seruling bambu, serta lirik dalam bahasa Inggris, Tok Pisin, dan bahasa lokal, Darkaside berhasil mengubah luka sejarah menjadi kekuatan artistik.
Mereka tidak hanya memainkan musik, tapi menyuarakan identitas dan ketahanan budaya Bougainville.
Band yang beranggotakan Joshua Mayum (vokal), Cyril Mayum (gitar utama), Wayne Maito (gitar ritme), Elenas Serok Jnr (bass), dan Kenneth Imako (drum) ini kini bersiap menembus panggung internasional.
Misi mereka jelas dengan membawa cerita Bougainville ke dunia lewat gemparkan musik nu metal yang penuh makna.
















