Band asal Jakarta, Magnesence, baru saja merilis single berjudul “Stop and See”, Jumat (23/10). Lagu ini membahas konsep post-truth yang relevan di tengah masyarakat meskipun sudah bukan barang baru.
Lewat lagu ini, Magnesence ingin mengajak pendengar belajar bersama memahami post-truth dan mewaspadai kemunculannya dalam keseharian. “Lagu ‘Stop and See’ ini interpretasi kami terhadap post-truth. Kami nggak merasa paling benar, lebih ke mau memancing rasa ingin tahu pendengar untuk sama-sama belajar memaknai istilah ini,” kata Rio, bassis Magnesence.
Single terbaru Magnesence, “Stop and See”, dapat didengarkan di layanan audio streaming seperti Spotify, Deezer, Apple Music, Joox, dan YouTube Music. Magnesence memahami post-truth sebagai fenomena sosial yang menjangkiti pola pikir masyarakat dalam mencerna informasi. Seseorang menerima informasi dan memprosesnya hanya berdasarkan perasaan, sehingga ia abai memverifikasi kebenaran informasi tersebut. Ia berakhir meyakini hal tersebut sebagai kebenaran karena telah terbawa perasaan dan tidak lagi rasional.
“Karena itu di lirik kami katakan, ‘Your truth is not mine, who’s the outsider now?’”, kata Rio.
Lagu ini diawali dengan petikan gitar akustik yang khas, disusul oleh vokalis yang melantunkan bait pertama, “Are you under a spell?”. Setelah itu, petikan gitar elektrik masuk memberikan nuansa minimalis bersama irama yang groovy dari bass dan drum hingga masuk reff. Mood yang lebih lepas terwakili di bagian reff, dengan semua instrumen menjaga nuansa pop dari lagu ini. Eksplorasi sound rock kemudian ditonjolkan di bridge lewat distorsi gitar elektrik, termasuk untuk pemilihan sound di bagian gitar solo.
“Sejauh ini, ‘Stop and See’ terbilang lagu kami yang kompleks, bahkan sejak proses awal menggubah. Kami berusaha agar musik dan liriknya dapat saling mengimbangi, tapi enggak kelewat ribet sampai sulit dicerna. Silakan nikmati lagu ini sambil menghayati liriknya ya! Kami akan pasang di medsos Magnesence,” kata Rio.