Voice of Baceprot Lepas “Mighty Island” sebuah Lagu Lugu Bumi Manusia yang Waras sebelum Terlambat

Sedikit kembali ke beberapa tahun lalu. Di tahun 2021, Voice of Baceprot (VoB) trio yang beranggotakan oleh Firda “Marsya” Kurnia (gitar & vocal), Widi Rahmawati (bass), Euis Sitti Aisah (drum) mencoba kembali menginsyafi relasi antara manusia dan alam.

Mereka mencoba nenelisik bagaimana aktivitas manusia ternyata telah menjadi faktor dominan dalam kerusakan lingkungan.

Kenyataan pahit yang menjadi kabar menyakitkan itu telah membenamkan pikiran mereka ke dalam pertanyaan yang cukup pelik: “Apa yang bisa kita perbuat sebagai manusia, sebagai subjek perusak yang dominan untuk menghentikan dominasi itu?”

Berangkat dari pertanyaan tersebut, VOB kembali merefleksikan lagi berbagai diskusi yang pernah mereka lewati ataupun buku yang serampangan yang telah mereka baca.

Akhirnya kegelisahan itu kembali bermuara menjadi sebuah lagu bertajuk “Mighty Island”, sebuah lagu dengan judul yang terasa hening namun bermuatan satir.

Raungan distorsi di nomor ini terdengar mengalun, menjadi penghantar lirik yang menunjuk manusia sebagai perusak telak ekosistem yang pernah megah dan kaya sebagai penopang kehidupan. Pada bagian lirik yang mengadopsi pepatah berbahasa Sunda, tersirat amarah dan ketakutan akan kehancuran masa depan.

Di sekitar menjelang outro, pendengar disajikan lirik berbahasa Sunda, sebuah petuah berbahasa ibu yang sengaja dimasukan oleh penulis lirik, Marsya, untuk menghardik ingatan bahwa manusia sebenarnya pernah memuliakan alam, pernah mesra merawat bumi.

Secara gamblang “Mighty Island” dibuat untuk menggambarkan kehancuran alam yang disebabkan oleh tindakan-tindakan manusia, sepSerti pemusnahan hutan dan lahan hijau, pencemaran laut, perburuan liar, dan perilaku-perilaku ugal-ugalan manusia yang menjadi penyokong mutlak krisis iklim.

Kata para personal, penekanan kata ‘Island’ dalam judul lagu tersebut dimaksudkan sebagai simbol penghantar rasa getir, bahwa bumi yang dahulu indah, kokoh, dan menjadi sumber beragam kehidupan, kini kian terkikis habis-habisan oleh syahwat keserakahan penguasa, dan ketidakpedulian masyarakat pada eksploitasi barbar berdalih ekonomi, serta ketamak-rakusan pengusaha-pengusaha lalim yang memiliki kekuasaan super untuk mengacak-acak regulasi lingkungan.

Dan segera akan dirilis dalam beberapa waktu ke depan, sebagai pemanasan VOB (Voice of Baceprot) menghadirkan video lirik yang sudah bisa disimak di kanal YouTube Voice of Baceprot.

Dalam perilisan video lirik tersebut merupakan suatu upaya dari VOB agar pesan dan suaranya bisa menjangkau audiens yang lebih luas “Hal tersebut kami lakukan sebagai salah satu upaya untuk menggaungkan suara risau itu secara lebih luas. Kami juga menganggap langkah itu sebagai upaya untuk mendapatkan kembali rumah ramah tempat bersemayamnya karya-karya kami.” Ungkap Marsya.

“Kami teramat sadar bahwa menumbuhkan kesadaran (seperti yang telah banyak diupayakan orangorang) tentang perlunya aksi nyata untuk menjaga keberadaan alam yang sehat adalah proses yang panjang, rumit dan berliku. Namun, ditengah kecemasan yang kian akut itu, kami mencoba berupaya untuk memelihara kepercayaan. Bahwa mungkin saja lagu ini bisa juga menjadi penyeru serta mampu turut mengajak siapapun untuk tak lantas hanya berhenti setelah merasa punya kesadaran, setelah merasa perlu mengaku waras. Lebih dari sekedar itu, mungkin juga lagu ini bisa ikut menjadi sulur bagi siapa pun agar punya kemauan untuk bertindak menyelamatkan alam, menyelamatkan masa depan.” Lanjutnya.

Begitulah akhirnya, bagi VOB lagu tunggal “Mighty Island” adalah alarm untuk menampar apatisme, untuk mengingatkan kembali bahwa kita sebagai manusia mesti bertanggung jawab untuk menjaga planet ini supaya tumbuh lestari bagi generasi mendatang.

“Kini kami sebenar-benarnya berharap, semoga ada kesadaran yang terbangunkan. Semoga ada kewarasan yang tergugah sebelum semuanya benar-benar terlambat. “ ucap Widi.

“Terimalah karya kami ini sebagai bukti kecil, bahwa bumi dan manusianya memang pernah ada.” kata penggebuk drum, Sitti.