Trojan Buat Amunisi Baru untuk Jembatan Selanjutnya Lewat Visual Audio, “Aniconism”

Etalase jiwa untuk kehidupan manusia mendatang banyak tersedia melalui alih dalih kematian.

Memberi kesempatan untuk lahir kembali ke dunia supaya mentolerir kehidupan yang lebih baik. Namun, pergeseran umat manusia begitu pesat dengan tumbuhnya metode baru, teknologi tampak bermunculan begitu masif. Sampai hingga merenggut keindahan semesta yang semestinya kita rawat dengan baik.

Bahkan bukan hanya semesta saja dirusak melainkan sesama umat manusia pun menjadi target liar dan buasnya.

Implementasi buruk dengan reputasi yang sejak dulu tidak baik-baik saja, ruh-ruh yang ada di semesta semakin murka dan akan membuat sebuah kolom rencana yang semestinya sudah dilakukan sejak lama. Inilah yang sedang dilakukan oleh Trojan.

Melalui bentuk visual audio yang bertajuk “Aniconism”, band death metal asal Bali ini, mengunggah sebuah representatifnya agar semua dalam ruang lingkup semesta ini menjadi lebih rukun lagi dan saling menghargai satu sama lain.

Berkolaborasi dengan salah satu seniman tari tradisional, Komang Adi Pranata dari Manuaba Art, merefleksikan peradaban ini agar menjadi lebih beradab lagi daripada sebelumnya.

Lagu ini bercerita tentang bahwa sebuah praktik keyakinan yang mengucilkan mahkluk Tuhan ini seperti tidak menghormati alam semestanya sendiri.

Penyelewengan manusia terhadap aturan yang ditetapkan oleh Tuhan sudah dikatakan prematur sehingga sampai pada merusak mahkluk Tuhan itu sendiri dan alam semesta.

“Aniconism” ini sebagai jembatan awal untuk merangkum sebuah album penuh dari Trojan yang segera akan dirilisnya dalam waktu mendatang.

Menghantarkan karya ini untuk sebar secara masif, ada sedikit perubahan dalam tata suara yang dihasilkan.

Album penuh “Archaic Dimension” membawa gaung Death Metal yang kental, meracik ramu sentuhan Djent pada beberapa ritme-ritme lagunya. Namun pada “Aniconism” sedikit berbeda.

Karakter tata suaranya masih sama, namun yang berbuat berbeda adalah sedikit lebih low daripada sebelumnya. Dominasi dimensi Djent begitu kental pada lagu ini.

Walaupun tidak menghilangkan unsur Death Metalnya, sebuah cerita baru dari tubuh Trojan sedikit menggeser perjalanan mereka yang kental dengan Death Metal.

“Satu pesan moral yang ingin disampaikan dari video musik ini adalah bagaimana kita harus menyadari setiap langkah dan perbuatan di alam (Bumi) ini, yang bukan dimiliki oleh manusia semata saja. Sebagai mahkluk yang paling beradab sudah seharusnya meredam hasrat dan ambisi untuk lebih pintar dalam berfikir, selalu menciptakan keindahan, sehingga tetap menjadi tempat tinggal yang damai. Bukan hanya manusia saja yang bisa tinggal dipijakan bumi ini, namun semua mahkluk hidup lainnya bisa merasakan kekayaan dan keindahan semesta. Jangan lupa selalu tetap berkarya!, “ kata Agus Purnama sang vokalis.

Sebagai manusia diberikan kelebihan dalam kelas mahkluk strata tertinggi dari kelas berburu, harusnya memberikan lebih apa yang sudah ia dapatkan oleh semesta.

Kepedulian seperti yang dilakukan oleh Trojan ini, bentuk dari kepeduliannya cukup terusik dengan adanya realita seperti itu dan ingin menggaungkan kepedulian mereka dengan cara berkarya.

Selang waktu yang cukup lama agar bisa kembali dikancah bawahtanah yang ingin dibuktikannya bahwa persembahan karya terbaru dalam dimensi album penuh mendatang akan terlihat lebih segar.

Visual audio telah tersedia di kanal Youtube milik Trojan.

Semoga kedepannya, para pendengar yang mengikuti Trojan bisa bersabar untuk bisa mendengarkan lagi keresahan-keresahan mereka melalui karya yang berbeda ini.

Keep eyes and ears on it, Our Virus Still Deadly…!!!