Sebuah perjalanan yang tak terduga, seperti pasang surut lautan, di mana kebahagiaan dan kesedihan menari dalam keseimbangan yang sempurna.
Cinta, dengan segala kerumitannya, tak pernah hanya tentang kebahagiaan; ia adalah simfoni naik dan turun, di mana melodi harapan seringkali tersela oleh nada-nada sumbang keraguan, kemarahan, kebingungan, dan patah hati.
Semua bermula seperti dua orang asing yang berpapasan di sebuah stasiun, dua jiwa menaiki kereta yang sama hanya dengan bekal rasa ingin tahu dan percikan kecil. Percakapan mekar seperti bunga liar di sepanjang rel; janji-janji berbisik, mimpi-mimpi saling terjalin, dan sejenak, terasa seolah kereta itu takkan pernah keluar jalur.
Namun, setiap perjalanan pasti menemui badai. Kereta melaju melalui terowongan penyangkalan, saat pikiran menolak mengakui retakan yang mulai muncul di fondasi.
Lalu datanglah kemarahan, tajam dan tak terelakkan, seperti derit rem yang memekakkan telinga, ketika kenyataan akan pengkhianatan atau kehilangan membakar hati.
Kemudian tawar-menawar, negosiasi putus asa dengan takdir, sebuah permohonan untuk satu kesempatan lagi, satu pemberhentian bersama lagi. Depresi menyusul, mengendap seperti kabut tebal yang menyelimuti lanskap, mengaburkan pandangan yang dulu begitu jelas tentang apa yang ada di depan.
Dan akhirnya, penerimaan. Kereta melambat, dan tujuan mulai terlihat—bukan tempat yang dibayangkan saat pertama menaiki kereta, tetapi tempat damai yang tak kalah berharga.
Kita turun dari kereta, bukan lagi penumpang yang dibebani kesedihan, tetapi seorang pelancong yang telah belajar membawa bekas luka sebagai kenang-kenangan.
Setelah penerimaan datang, dan hati sudah siap untuk terbuka, maka seseorang datang, izin dan masuk ke pintu yang telah diperbaiki.
“LOVETRAIN” bukan hanya tentang tujuan cinta; ini tentang keberanian untuk bertahan dalam perjalanannya. Tentang menerima kebenaran bahwa cinta selalu berubah seiring waktu—kadang menyatukan, kadang memisahkan, tetapi selalu mengajarkan.
Dan mungkin, pelajaran terbesar dari semuanya adalah ini: kereta cinta tak pernah benar-benar berhenti. Ia terus bergerak, mengundang kita untuk naik kembali, dengan kebijaksanaan yang lebih dalam, kekuatan yang lebih besar, dan hati yang siap menemukan kembali apa yang bisa menjadi cinta. Kisah ini pada akhirnya hidup di dalam masing-masing karya yang dilahirkan, yaitu “Relapse”, “Better”, “Closure” dan “January”.
TABLESTURNED band siapa sih?
Tablesturned band elektro-pop yang dibentuk pada tahun 2022, memainkan beat asyik yang dipengaruhi oleh berbagai genre seperti funk, musik elektronik RnB, dan neo-soul. Terdiri dari 4 orang personel Valentina Kerdijk (vokal), Fikri Marhaen (gitar, synthesizer), Wildan Yufih (bass, synthesizer), dan Andrian (drum).