Gelombang pop-rock dengan sentuhan berbagai jenis musik yang populer di Indonesia di tahun 2000an belum padam.
Kali ini datang dari sebuah unit bernama FILM., berisikan Pandu Priyanto (vokal), Johanes Abi (gitar), Anandya Kurniawan (bass), dan Dimas Poncodiwiryo (drum). Mereka merilis debut single berjudul ‘Asa’ yang dirilis tanggal 25 April 2025 dan sudah bisa didengarkan di berbagai layanan musik digital.
“Untuk alasan band ini terbentuk, awalnya gue bikin FILM. ini dan ngajak Abi, Wawan, dan kemudian Dimas untuk bisa jadi ‘pelabuhan terakhir’ buat gue. Gue dari dulu lebih suka ‘ngeband’ daripada solo. Dari pengalaman gue beberapa tahun terakhir, bikin band selalu berhenti sebelum berbuah hasil, jadi gue berangan-angan untuk bisa menjadikan FILM. sebagai pelabuhan terakhir gue dalam membuat musik untuk diri sendiri, dengan harapan bisa terus bersama FILM. ini sampai akhir hayat.”
“Kalau soal kenapa namanya FILM., sebenernya nggak ada alasan filosofis tertentu, karena suka aja. Kalau mau disambung-sambungin sih, gue suka nama band yang universal dan bisa dibaca oleh orang dari negara mana pun. Mungkin harapannya juga biar bisa didengerin oleh semua umat manusia pada akhirnya,” ucap Pandu.
Debut single Asa sendiri bercerita tentang sebuah keraguan seseorang. Seperti fase yang di zaman sekarang hampir selalu dialami oleh seseorang dalam rentang umur 25-35 tahun.
Quarter life crisis mungkin satu istilah yang tepat menggambarkannya. Bagi khalayak yang sedang berada di fase tersebut, ‘Asa’ adalah jawaban yang tepat menemani saat-saat tersebut itu.
“Asa tuh sesederhana tentang seseorang yang pernah larut dalam fase doubting him/herself bahkan ngerasa wasting his/her time. Tapi, pada suatu titik nge-decide untuk lanjut chasing his/her dreams to enjoy life itself. Better late than never. Apapun hasilnya kelak,” terang Wawan, panggilan akrab Anandya Kurniawan, sang bassist.
Berbekal materi yang lekat dengan alternative rock medium tempo 2000an ala Foo Fighters dan penulisan lagu ala pop rock Indonesia di era tersebut seperti PADI, Peterpan, dan sejenisnya, FILM memberi sedikit twist dengan chorus yang anthemic dan bassline yang dinamis dan groovy.
Cukup memberi ciri khas untuk FILM. di tengah derasnya arus band serupa.
“Pembuatan asa tergolong tricky, karena kita mau nyampein perasaan yang mengusik tapi dengan musik yang energik. Akhirnya kita mencoba buat bikin di verse nya lebih ‘minor’ dibanding chorusnya yang rasanya lebih ‘lepas’ dan lega, gitu. Pas recording juga kita implementasi-in rasa ‘lega’ itu dengan suara nyanyi Pandu yang lebih teriak supaya atmosfer-nya juga berasa kaya ngeluarin sesuatu yang lama dipendam sendiri (alias pendaman dari fase doubting her/himself). Khususnya pas akhirannya tuh Cung (panggilan akrab Pandu) beneran screams his lungs out sebagai tanda yang lebih menjelaskan poin tadi lagi,” ujar Dimas menjelaskan proses pembuatan lagu Asa.
FILM. tak hanya berhenti di single Asa. Selayaknya harapan yang lama terpendam, FILM. berharap single ini menjadi pembuka yang mengaspal jalan mereka menuju debut album mereka dan juga membawa mereka ke kancah yang lebih luas lagi di industri musik Indonesia.