Magnesence Rilis Single Anyar, “Language of Thunder”

Band asal Jakarta, Magnesence, merilis single berjudul “Language of Thunder”. Lagu ini bercerita tentang keberhasilan seseorang mengatasi masalah hidupnya.

Lewat Language of Thunder, Magnesence ingin mengajak semua orang untuk selalu bersifat optimis saat menghadapi masalah. Single terbaru Magnesence ini dapat didengarkan di layanan audio streaming seperti Spotify dan platform video streaming YouTube.

“Language of Thunder mengajak kita semua untuk pantang menyerah menghadapi masalah. Ada kalanya, titik terang muncul di saat-saat tidak terduga,” ungkap Rio, bassist Magnesence dalam event Launching Single Language of Thunder di Kedai Simple Jatiwaringin Pondok Gede (27/12).

Dibalut dalam gaya pop-rock 90-an, kekuatan lagu ini ditonjolkan di rhythm section yang kokoh dalam moderate-tempo.

Landasan ritmis terbangun dari drum yang padat dan soulful serta tone bass dengan sentuhan growl yang halus. Nuansa khas Magnesence muncul dari kombinasi ambience gitar listrik dan crunchy-nya gitar akustik yang di-strum secara konsisten. Emosi sesungguhnya Language of Thunder disampaikan lewat vokal mid-low yang membawa pendengar ke klimaks di overtone pada paruh akhir lagu.

Materi untuk Language of Thunder sudah disiapkan sejak Juli 2019, tetapi Magnesence memutuskan merilisnya enam bulan kemudian. Embrio Language of Thunder ini diajukan dari materi pribadi salah satu personil. Materi tersebut kemudian didiskusikan dalam sesi workshop agar sesuai konsep dan visi Magnesence. Setelah itu, aransemennya difinalisasi.

“Makanya pengerjaan lagu ini agak makan waktu. Ada sejumlah perubahan. Kami ingin pesan moral lagu ini bisa ditangkap pendengar dengan baik,” kata Rio.

 

Formasi Lima Personil:

Language of Thunder menjadi single baru yang menandai momentum breakthrough Magnesence dengan formasi lima orang personil. Bak metamorfosis, perubahan formasi turut memberi inspirasi baru dalam menggarap musik Magnesence. Magnesence telah bongkar pasang personil berkali-kali dalam tujuh tahun perjalanannya. Tetapi, baru kali ini Magnesence jalan dengan lima orang.

Sejak Juni 2019, Magnesence digawangi oleh Rio (bass), Irhas (drum), Cahyo (gitar elektrik), Ifad (vokal), dan Reno (gitar akustik). Setelah rilis single Language of Thunder, Magnesence lanjut mempersiapkan sejumlah materi lain untuk menggenapkan proyek mini album kedua mereka. Tidak hanya fokus mengerjakan materi-materi baru untuk mini album, Magnesence tetap aktif jamming dan manggung. Dalam enam bulan terakhir, Magnesence giat bermain di mal-mal dan gigs di wilayah Jabodetabek.

“Kami masih terus berkarya di sela kesibukan. Saat ini kami sedang mengumpulkan materi untuk mini album selanjutnya. Nantikan kami ya!” kata Rio.

Magnesence juga telah tampil dalam siaran langsung di salah satu TV swasta DKI Jakarta, membuat live session di kanal YouTube, dan syuting video lirik untuk beberapa lagu, salah satunya Language of Thunder.

Magnesence dapat ditemui di Instagram (@magnesence) dan Facebook (Magnesence). EP Magnesence dan materi lainnya dapat didengarkan di Spotify, Deezer, dan SoundCloud (Magnesence). Magnesence juga aktif di YouTube (Magnesence Band).