Band alternative metal asal Depok, Logeex, kembali dengan gebrakan terbaru melalui single “Musuh Bersama (Para Penghasut).”
Lagu ini menjadi peringatan sekaligus ajakan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap propaganda dan isu yang dapat memecah belah.
Diproduksi pada Oktober 2024 di Studio Black Ant 16, Cilodong, Depok, single ini menyoroti bagaimana para penghasut hadir di berbagai lapisan masyarakat—baik dari pihak yang berkuasa maupun sesama warga. Mereka memanfaatkan isu suku, agama, ras, bahkan perbedaan pilihan politik untuk menciptakan perpecahan.
Logeex mengajak masyarakat agar tetap solid, mengesampingkan provokasi, dan lebih fokus pada isu-isu penting seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta penegakan hukum.
Dalam lagu tersebut, Logeex tetap mempertahankan ciri khas musik mereka dengan vokal full rap, gaya yang sebelumnya diperkenalkan oleh vokalis lama mereka, Gablen. Walaupun kini dengan vokalis baru, karakter Rap Rock/Nu Metal yang menjadi identitas mereka tetap kuat terasa.
“Musuh Bersama (Para Penghasut)” merupakan bagian dari perjalanan panjang Logeex dalam industri musik. Sejak kembali dari hiatus akibat pandemi COVID-19, mereka telah merilis 11 lagu dan 1 album, dengan komitmen untuk terus berkarya dan menyuarakan realitas sosial melalui musik.
Tentang Logeex
Sebagai band yang mengusung alternative metal dan nu metal, Logeex terinspirasi oleh band-band besar seperti Korn, Limp Bizkit, dan P.O.D., serta memasukkan elemen post-grunge dan hard rock ala Seether, Alter Bridge, dan Audioslave.
Saat ini, Logeex diperkuat oleh:
Robby Bakha – Vokal
Tony Fibritanto – Bass
Dery Kurnia – Gitar
Fajar Akbar – Drum
Sejak terbentuk pada 2006, mereka telah menelurkan beberapa karya monumental, termasuk album “Voice of Freedom” (2008) dengan hits “Extreme” dan “Tak Ada Hati”.
Setelah sempat vakum pada 2015, Logeex kembali eksis di tahun 2018 dengan merilis single “Delusi”, yang membahas tentang perjuangan seseorang melawan delusi dalam hidupnya.
Kini, dengan “Musuh Bersama (Para Penghasut)”, Logeex kembali mengobarkan semangat perlawanan terhadap propaganda serta menyerukan persatuan masyarakat.
