Linkin Park kini sudah bangkit dengan vokalis baru Emily Armstrong dan drummer Colin Brittain, Kono. Fans Linkin Park membutuhkan rasa rindu era klasik band ini tetap nempel di hati para fansnya.
Hybrid Theory hadir seperti mesin waktu yang membawa kita kembali ke masa ketika “In the End” dan “Numb” jadi lagu wajib playlist. Bukan sekadar reuni kenangan, tapi kebangkitan semangat yang lama tertidur.
Hybrid Theory, band tribute asal Portugal yang viral karena kemiripan luar biasa dengan Linkin Park, akan membuat heboh panggung Soundfest 2025 di Gambir Expo Jakarta pada 24 Mei mendatang.
Bagi generasi yang tumbuh bersama dentuman “In The End” atau melodi pilu dari “Numb”, penampilan Hybrid Theory bukan hanya konser—ini adalah perjalanan waktu.
Walau disebut sebagai “versi tribute”, kualitas vokal sang vokalis Portugal ini disebut-sebut sangat mendekati suara Chester asli.
Hybrid Theory tak hadir dengan niat memperdagangkan nostalgia. Mereka lahir dari kecintaan mendalam terhadap musik Linkin Park. Nama mereka diambil dari album debut Linkin Park yang legendaris, Hybrid Theory (2000), sebuah simbol bahwa misi mereka bukan sekadar memainkan lagu, tapi menjaga warisan.
Sejak kepergian tragis Chester Bennington pada 2017, dunia musik kehilangan sosok yang bukan cuma kuat dalam teknik vokal, tapi juga emosional dalam penyampaian lirik.
Kehilangan itu meninggalkan lubang yang belum sepenuhnya tertutup, bahkan saat Linkin Park mulai mencoba format baru dengan vokalis Emily Armstrong dan drummer Colin Brittain. Namun kehadiran Hybrid Theory justru membangkitkan kembali memori yang otentik.