Euphorion Band akan Muntahkan Karya Double Single, “Lara/Dera”

Euphorion akan merilis double-single, berjudul Lara/Dera, pada 2 April 2024. Rilisan ini akan dirilis di semua platform musik, termasuk Spotify, Apple Music, Joox, TikTok, dan youTube Music. Rilisan ini berisi 2 lagu, yang mereka anggap sebagai “anak kembar” karena lagu-lagu ini sangat terkait satu sama lain.

Lara adalah lagu yang mengeksplorasi konsekuensi tragis dari hubungan yang rusak. Ini menceritakan kisah dua orang yang saling menyakiti satu sama lain, dan bagaimana mereka mengatasi akibatnya.

Dan dalam lagu ini mengungkapkan perasaan bersalah, penyesalan, kemarahan dan keputusasaan yang mereka berdua alami.

Liriknya menunjukkan bahwa rasa sakitnya begitu kuat sehingga terasa seperti sekarat, dan tidak ada jalan keluar darinya. Lagu ini menggunakan metafora kegelapan, kekosongan dan kedinginan untuk menyampaikan rasa kehilangan dan kesepian yang mereka berdua hadapi.

Lara adalah lagu yang menangkap emosi mentah dari pasangan yang patah hati yang tidak dapat menemukan kedamaian atau penutupan. Kemudian semuanya berlanjut dengan lagu Dera.

Dera adalah lagu yang mengeksplorasi kontras antara keputusasaan dan harapan. Lagu ini menggambarkan kelanjutan emosi dari “Lara”, yaitu menderita luka dalam yang tampaknya mustahil untuk disembuhkan. Lagu ini menangkap perasaan kesepian, rasa sakit, dan kesedihan yang membanjiri, dan bagaimana mereka berjuang untuk mengatasi situasi mereka.

Tetapi lagu itu juga menawarkan pesan dorongan dan dukungan dari orang lain yang peduli pada mereka.

Lagu ini mendesak orang tersebut untuk tidak menyerah, menghadapi ketakutan mereka, dan memulai babak baru dalam hidup mereka. Lagu ini mengakui bahwa rasa sakit dan kesedihan tidak akan pernah hilang, tetapi adalah mungkin untuk mengatasinya dan melanjutkan. Lagu ini mengundang orang tersebut untuk mengekspresikan kemarahan dan kesedihan mereka, menangis dan berteriak jika perlu, tetapi juga untuk berdiri dan melepaskan masa lalu.

Dera adalah lagu yang menyampaikan kegelapan dan cahaya kehidupan, dan bagaimana seseorang dapat menemukan kekuatan dan keberanian di tengah-tengah kesulitan.

Euphorion sendiri merupakan runner-up dari SUPERMUSIC Band Battle 2022.

Mereka adalah kuartet rock/emo dari Indonesia, yang terdiri dari Wahyu Ekananda (Gitar), Javi lilhawaditsi (Drum), Tirta Samudrajiwa (Bass), dan Ernest Dion (Vokal). Band ini dikenal dengan lirik mellow mereka yang dibalut dengan suasana dan riff gitar yang terdistorsi, seperti Scarlet (2020) dan Azure (2018).

Euphorion terbentuk pada tahun 2017 ketika para anggotanya masih mahasiswa di universitas Indonesia. Ide tersebut datang dari Wahyu yang ingin membuat band yang terdengar berat namun menyentuh hati. Banyak yang menganggap Euphorion terdengar seperti saosin, My Chemical Romance, dan Bring Me the Horizon. Pada tahun 2018, Euphorion merilis EP pertama mereka, The Last Butterfly, yang menampilkan vokalis wanita.

Pada tahun 2019, mereka merilis video musik pertama mereka, Neohuman. Menyusul kesuksesan Neohuman, mereka merilis single pada tahun 2020, Scarlet, yang kemudian menjadi hit terbesar mereka hingga saat ini. Rilis terbaru mereka, Loudmouths (2021), menetapkan jalan menuju sisi Euphorion yang lebih berat. Dengan riff yang berat, drum yang menghentak, dan vokal yang menjerit, Euphorion berhasil menunjukkan suara mereka yang lebih keras dan kencang.

Loudmouths ditampilkan sebagai lagu pertama dari album kompilasi, Kompilasi kansas, oleh Lisan Records. Pada Desember 2022, Euphorion berhasil meraih posisi runner up di SUPERMUSIC Band Battle 2022.

Selain itu, Euphorion saat ini sedang menulis album mendatang mereka, The Dying Star.