Dirtnapz Lempar Single Jelang EP Perdana Crossover Death Metal

Ide kreatif yang terus meletup di kepala terkadang tidak selalu dapat disalurkan atau diwujudkan dalam proyek yang kita jalani. Entah karena pakem tertentu atau hal lain. Itulah yang dialami oleh Bintang (gitaris Guttural Disease) saat dia memiliki hasrat untuk memainkan musik death metal yang lebih groovy dengan karakter vokal growl ala hardcore yang berat. Kemudian Bintang mengajak Endep (drummer interfectorment) untuk menjalankan proyek dengan style musik tersebut maka terbentuklah Dirtnapz pada akhir 2022.

Setelah menggarap 2 lagu, Bintang dan Endep merekrut Andy (vokalis Vertical Abuse) dan Lucky (gitaris Hellbeyond) yang bermain bass untuk melengkapi formasi Dirtnapz.

“Motivasi Dirtnapz dibentuk itu berawal dari Endep dan Bintang yang intense saling kontak dalam sharing musik. Mereka merasa perlu penyegaran dalam pembuatan materi di band masing-masing (Interfectorment dan Guttural Disease),” ungkap Lucky.

“Musik yang kami inginkan mungkin ke arah yang agak “slow but heavy”.

Mereka sepakat untuk membentuk band yang memiliki pattern lebih pelan dari band masing-masing dengan referensi American death metal dan dibumbui oleh beat-beat punchy khas hardcore untuk memberi nuansa baru khususnya di perjalanan karir bermusik.

Namun crossover antara death metal dan hardcore juga diusung oleh bandnya Lucky, Hellbeyond.

“Sebenarnya kurang lebih masih satu frame dengan Hellbeyond terdahulu. Yang membedakan adalah dari pengemasan aransemen musiknya saja. Di Hellbeyond banyak part hardcore yang di-transform ke death metal, sedangkan di Dirtnapz adalah kebalikannya, part modern hardcore yang lebih dikemas ke dalam balutan nuansa death metal.

Selain itu penggunaan nada dan langgam vokal dan liriknya lebih ter-influence oleh penulisan rima di musik Rap pada umumnya,” ucap Lucky.

Dan pada saat menulis semua lagu untuk Dirtnapz, mereka menegaskan bahwa tidak ada satu band yang dijadikan acuan dalam pembuatan lagu, mereka hanya membuat suatu parameter materi yang sesuai konsep Dirtnapz itu sendiri. “Bisa saja untuk riff gitar kami mencari band death metal yang kental dengan groovy riffing ala NYDM (New York Death Metal) atau NYHC (New York Hardcore) kala itu.

Drumming yang lebih condong ke groovy band slam death metal Rusia ataupun Jepang serta lirik yang lebih tajam dan berrima seperti NWA ataupun Nas,” ungkap Lucky. Kemudian Bintang menambahkan bahwa, “yang paling utama itu kami tentunya ambil referensi dari band-band yang memiliki kadar groove kental dari musikalitasnya seperti Prophecy, Sanguisugabogg, Six Feet Under, Gorefest, Jungle Rot, Cold As Life, Sunami, Throwdown dan unsur hiphop era ‘90an”.

Dan deskripsi musik yang termuat dalam mini album (EP) perdana Dirtnapz yang berjudul “Hour of Chaos”.

Ini berikut track listnya:

1. Give ‘em the Middle Finger (skit)

2. Criminals in Uniform feat. Getraw from Devdan

3. Over Their Bounds feat. Duyeh from Tavvak Rivva

4. Arrested Development (skit)

5. Amandemen Golgotha feat. Gempita Adrian (MUCK)

6. Hour of Chaos

Proses produksi EP tersebut tergolong ekspres. Dari penulisan lagu, pra-rekaman hingga rekaman, mixing dan mastering tidak lebih dari 6 bulan.

Semua proses rekaman, mixing dan mastering dikerjakan oleh Oktav Mutter di Rebuilt 40.1.24 Studio, Bandung. “Dari proses kreatif dan pembuatan lagu bisa terhitung sangat cepat, sehingga materi yang jadi lebih banyak untuk sebuah album penuh. Dari situ kami mencoba mengkurasi dan mengklasifikasikan beberapa lagu yang sesuai dengan tema album dan sisanya yang memang akan didahulukan untuk EP, “ ungkap Bintang.

Proses kreatif dikerjakan tidak melalui proses jamming di studio, jadi lebih ke proses meramu puzzle yang terpecah, setiap materi yang ditulis dibuat oleh beberapa personel yang nantinya di-floor-kan ke suatu forum di band.

Dan kenapa harus EP, bukan full length?

“Di sisi lain, bagi kami EP adalah suatu pemancing bagi band baru seperti Dirtnapz yang belum sama sekali dikenal dan didengarkan di khalayak musik pada umumnya. Semoga dengan hadirnya EP ini menjadi pembuka jalan untuk album penuh kami nanti,” ujar Lucky mewakili band.

Hour of Chaos

Sedangkan secara definitif, “Hour of Chaos” diartikan sebagai suatu akumulasi kemarahan, kemuakan dan kekesalan yang ada di pikiran dan kejadian sehari-hari kita terhadap sebuah institusi yang menjadi rantai kekacauan dalam suatu sistem oligarki yang korup. “Semua akumulasi yang ada di benak kita terhadap apa yang kita rasakan, alami dan juga pikirkan tersebut menjadi suatu kekacauan yang sesuai dengan berjalannya waktu yang makin dipendam dan terendap sangat dalam,” papar Bintang.

EP “Hour of Chaos” akan dirilis oleh indie label Jakarta, Brutal Mind pada 31 Juli 2024. Tersedia dalam format digital dan fisik berupa CD beserta merchandise-nya.

Dan sambil menunggu, silakan simak video lirik single-nya, “Criminals in Uniform” di kanal YouTube resmi Brutal Mind dan Dirtnapz.