DeathVoice Tebarkan Suara Kematian dalam Single “Arunika”

waktu baca 3 menit
Kamis, 27 Mar 2025 12:07 0 22 DapurLetter

Banyak di kota besar sudah punya skena HipHop mereka sendiri, tapi lain kalau di Tuban, disini masih di dominasi Hardcore dan Pop Punk.

Dulu nggak ada yang berani nekat buat ngedorong suara HipHop dari kota ini. Hingga akhirnya “Arunika” lahir. Ini bukan sekedar track, ini bisa diartikan bahwa HipHop akhirnya bangun dan lahir di Tuban.

Arunika sendiri mempunyai makna cahaya mentari yang terbit di pagi hari. Simbol mula awal, titik balik, dan sinar yang akhirnya muncul setelah gelap panjang. Ini refleksi dari perjalanan kami. Dari nol kami berangkat, sampai membuat ngebangun sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya .

Di bait pertama, lagu ini menyakitkantain bagaimana semua ini dimulai. “Ku tulis ini dengan pena yang hampir berkarat” ini adalah simbol perjuangan dari keterbatasan. Kami nulis, kami ngerap, kami ngotot buat tetep jalan walaupun banyak yang ragu. “Kini ku datang dengan style golden era”, pernyataan ini bahwa kami terinspirasi dari sound HipHop era emas, tempat skill dan lirik jadi yang utama. Kami juga hadir bukan untuk ikut-ikutan tren, tapi buat nunjukin kalau HipHop di Tuban itu ada dan nyata .

Nah, ini bagian reff yang nyentil keras: “Masih bersama klanku! / Ini suara luka dari bawah tanah”. Ini suara luka dari bawah tanah, suara orang-orang yang tidak didengerin, yang akhirnya mengambil microphone dan bersuara sendiri untuk menyuarakan isi dan kegundahan hati .

Di bait kedua, makin jelas kalau lagu ini soal perjalanan. “Bercumbu dengan mikrofon, semakin puas” ini soal kecintaan kami sama HipHop yang tidak bisa diganggu gugat. Kami tahu kalau menyiarkannya tidak mudah. “Langkahku berliku namun ku terus melaju”, karena setiap rintangan bukan membuat kita berhenti, tapi ini yang membuat kita semakin kuat.

Verse ketiga ini kita ngasih penghormatan kepada Julian Sadam, rapper underground asal Sid- Town yang jadi inspirasi buat kami karena penggunaan diksi dan rima yang salah besar jika tidak di apresiasi. “Kami tak akan padam seperti Julian Sadam”, karena dia nunjukin kalau rap itu bukan sekedar musik, tapi bentuk perlawanan. Makanya di akhir lagu ini, kami menulis “Memulai episode baru, T-Town HipHop Movement” ini bukan sekedar single, ini adalah gerakan.

Tidak sedikit pula yang menganggap kalau Tuban itu tertinggal soal kreativitas, dan mungkin banyak yang setuju soal itu.

Bahkan temenku pas nongkrong dan bahas soal tren dia berkata “Tuban itu 5-7 tahun yang lalu kota2 besar lainnya” dimana bisa dibilang telat atau tertinggal dalam menyikapi suatu tren baru atau skena baru. “Arunika” lahir buat ngehancurin batas itu .

Ini suara perlawanan, suara yang nggak akan bisa diredam karena setelah ini ada rilisan terbaru dari salah satu kru kami yaitu Lost Control yang berjudul Muqadimah. Sekarang, HipHop di Tuban sudah mulai bernapas dan bersuara akan “Make hiphop great Again!” .

DapurLetter

Dapurletter: website magazine

dapurletter © 2025