Farida marsya kurnia berhasil berada dalam jajaran perempuan inspiratif di dunia, pasalahnya Vokalis band Heavy Metal Voice Of Baceprot masuk dalam daftaf 100 Inspairing And Influential Woman From Around The World 100 dan menurut BBC pada Selasa waktu setempat, Farida sempat bercerita soal rasa nyaman atas identitasnya saat ini meskipun harus menghadapi tantangan norma gender dan agama, mengingat dia merupakan salah satu Vokalis Band beraliran Heavy Metal dengan usia yang sangat muda serta seluruh anggota VOB yang menggunakan Hijab.
“Bernyanyi dalam bahasa Inggris dan Sunda, salah satu bahasa daerah yang banyak digunakan di Indonesia, lirik lagu trio ini mengungkapkan rasa frustasi mereka terhadap patriarki”.
Meskipun Voice Of Baceprot sering mendapatkan penolakan dari kalangan Muslim yang lebih konservatif, mereka terus maju dan tetap berkarya dengan lagu-lagu yang lebih inspiratif kususnya untuk menyemangati perempuan dan menyuarakan aspirasinya.
Farida berada di antara deretan nama perempuan paling inspiratif seperti Astronot Sunita Williams, Aktris Sarah Stone, Atlet Olimpiade Rebeca Andrade, dan penulis Christina Rervera Gaza. Farida menjadi satu-satunya perembuan dari Indonesia yang masuk dalam daftar bergengsi ini.
BBC setiap tahunya memilih 100 perempuan berpengaruh di dunia yang dibuat dalam bentuk berita, dokumenter, fitur dan wawancara yang di siarkan dalam kanal BBC.
BBC100 Women 2024 dibagi dalam lima kategori sesuai dengan bidang kontribusi. Selain “Hiburan dan Olahraga”, ada kategori “Pelopor Iklim”, “Budaya dan Pendidikan”, “Politik dan Hukum”, serta “Sains, Kesehatan dan Teknologi”.
Di antara mereka yang masuk dalam daftar tersebut, termasuk Peraih Nobel Perdamaian Nadia Murad, korban pemerkosaan dan aktivis Gisèle Pelicot, aktris Sharon Stone, atlet Olimpiade Rebeca Andrade dan Allyson Felix, penyanyi Raye, seniman visual Tracey Emin, aktivis iklim Adenike Oladosu, penulis Cristina Rivera Garza, dan lain sebagainya.
BBC 100 Women mengakui betapa beratnya beban yang ditanggung perempuan tahun ini. BBC 100 Women 2024 menjadi sebuah perayaan atau apresiasi bagi para perempuan yang dengan ketangguhan luar biasa, mampu mendorong perubahan seiring dengan perubahan dunia di sekitar mereka.
Daftar ini juga tetap berkomitmen mengeksplorasi dampak darurat iklim, dengan menyoroti para pelopor iklim yang bekerja untuk membantu komunitas mereka mengatasi dampaknya dan beradaptasi dengannya.
Firda pernah bercerita bahwa ketiga personel VoB pernah kena drop out (DO) saat SMA. “Kita bermasalah sama sekolah yang pertama,” ujar Firda, sebagaimana dikutip dari Kompas.com. Ketika itu VoB yang sudah terbentuk sejak mereka masih Madrasah Tsanawiyah (MTs)–setara SMP–mulai sering diundang untuk tampil.
Sekolah tidak mendukung mereka bermusik. “Jadi kayak pihak sekolah merasa bahwa kenapa kamu menjelekkan sekolah sedangkan kamu masih di sini? Terus huru-hara lah di situ hahaha huru hara,” ujarnya.
Beberapa waktu kemudian, kakak Siti dipanggil ke sekolah dan diminta untuk mengundurkan diri. Marsya pun kaget sementara orangtuanya tidak mau ke sekolah, dia pun mogok berangkat ke sekolah selama dua minggu.
“Mereka ketergantungan sama aku,” ujar Siti sembari tertawa lepas.
Sementara itu, Widi tetap bertahan di sekolah. Menurut Marsya, dia mencoba mempertahankan segalanya. Namun, karena tinggal seorang diri dia diejek teman sekelasnya.
Widi memutuskan untuk menyusul dua kawannya. Mereka kemudian pindah ke sekolah yang belum lama berdiri. “Kita ke sekolah baru, pihak sekolah baru ngomong kalau kita dari sekolah lama itu di-drop out,” kenang Marsya.
Alhamdulillah-nya, sekolah baru itu tidak mempermasalahkan riwayat trio VoB yang pernah di-DO. “Itu sekolah baru, butuh promosi. Kita saling membutuhkan,” ujar Marsya terbahak.
“Kita enggak tahu sih di tempat lain, tapi yang kita rasain di tempat asal kita itu busuk banget. Sebusuk itu,” tambah Firda. Setelah lulus, trio VoB menjadi lebih leluasa mengungkapkan unek-uneknya soal pahitnya dunia sekolah yang mereka alami.