Album Terbaru Enola, Commit Death Telah Rilis

Dengan bangga, Bosan Records mempersembahkan roster pertama mereka, para pelaku distorsi monumental dari Surabaya, Indonesia, yang dikenal sebagai Enola, beserta album kedua mereka yang dirilis hari ini yang berjudul Commit Death.

Dengan langkah berani dan ambisius, Enola siap mengguncang skena musik heavy dengan Commit Death. Album ini adalah eksplorasi mendalam, intim, dan luas dari aspek-aspek gelap kehidupan, cinta, dan kehilangan, menandai perubahan signifikan dari karya mereka sebelumnya.

Proses rekaman album ini adalah cerita tersendiri, karena Enola memilih lokasi yang tidak konvensional untuk merekam Commit Death: sebuah rumah terbengkalai yang pernah menjadi tempat legendaris di Surabaya, Skale.

Mengambil inspirasi dari teknik rekaman Pinegrove di album mereka Skylight, band ini bertujuan menangkap kualitas ambient unik dari ruang kosong yang bersejarah ini.

Setiap instrumen direkam di ruangan tertentu, membiarkan akustik alami ruangan tersebut membentuk suara setiap trek, memberikan nafas kehidupan yang berbeda.

Metode ini menanamkan energi ruangan, lingkungan sekitar, dan emosi mentah pada saat itu ke dalam musik, menciptakan urgensi dan pelepasan organik yang meresap ke seluruh album.

Secara tematis, Commit Death berfungsi sebagai kelanjutan yang mengharukan dari album mereka sebelumnya, Does Anyone Else. Ini mewakili perpisahan dengan suara-suara megah dari Does Anyone Else, memperkenalkan pendengar pada era baru Enola yang ditentukan oleh soundscape tandus, raungan gitar disonan, bassline gelap dan sensual, serta drum yang sengaja lambat dan metodis.

Enola telah beralih dari mimpi dan merangkul kenyataan hidup yang keras, menjelajahi tema-tema kematian, cinta yang hilang, nafsu, dan penyesalan eksistensial. Pergeseran ini dicontohkan dalam lagu-lagu seperti “Lambda (λ)”, sebuah eksplorasi hipnosis tentang nafsu, daging, dan hasrat, yang menunjukkan kemampuan band ini untuk menjalin narasi gelap dan sensual ke dalam suara mereka yang terus berkembang.

”Lagu ini tentang hasrat, ditulis sebagai lagu cinta. Pada tahun 2021, saya merasa tersesat dalam hasrat, terpesona oleh kecantikan pasangan saya. Saya ingin menjelajahinya lebih dalam. Lagu ini dimaksudkan untuk penuh dengan hasrat, sensual, dan menggairahkan. Kamu tidak akan bisa menolaknya. Biarkan dirimu tenggelam dalam kehangatan hasratmu.” Ayiz menjelaskan tentang “Lambda (λ).”

Commit Death berisi delapan lagu, dengan total durasi satu jam. Album ini menampilkan vokal tamu dari Denisa dan Neriz dari Schelper dan produksi bersama oleh Kareem Pradipto Soenharjo.

Lagu pembuka, sebuah karya epik berdurasi 11 menit, menetapkan nada dengan drone gitar meditatif dan distorsi, secara bertahap berkembang menjadi kumpulan pemikiran yang memakan. Karya ambisius ini meletakkan dasar dan jalan bagi perjalanan transformatif yang ditawarkan Commit Death kepada pendengar mereka.

Dengan keterangan tertulis ini, Enola mengajak pendengar melalui kompleksitas eksistensi manusia, yang diekspresikan melalui soundscape mereka yang menggugah dan tanpa kompromi.

Saat mereka terus membentuk kembali diri mereka sendiri dan suara mereka, Enola terus mendorong batas-batas genre rock dan alternatif. Commit Death menjanjikan eksplorasi yang mentah, emosional, dan sangat pribadi tentang tema-tema gelap kehidupan.

 

 

Kalian kenal dengan Enola?

Berasal dari Surabaya, Enola adalah trio sludgegaze yang fokus pada tema isolasi dan kecemasan dalam soundscape mereka.

Grup ini terdiri dari Adi Fikri pada drum/vokal, Ayiz pada gitar, dan Dwiki pada bass/vokal. Enola hadir di skena musik dengan perpaduan suara atmosferik yang berat dan lirik introspektif yang membangkitkan emosi mendalam yang bertahan lama setelah nada terakhir lagu mereka.

Sikap independen Enola terpancar dalam produk-produk mereka yang menunjukkan gaya mereka dalam bermusik dan ikatan kuat mereka dengan penggemar.