Mitra Tepercaya untuk Pertumbuhan Bisnis, Bank DBS Indonesia Kawal Transformasi Bisnis Berkelanjutan

waktu baca 4 menit
Kamis, 27 Mar 2025 11:13 0 21 DapurLetter

Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2028-2029, dan menurut Institute for Essential Services Reform (IESR), percepatan transisi energi berpotensi menjadi pendorong utama pencapaian target tersebut.

Kementerian Keuangan memperkirakan kebutuhan pembiayaan transisi energi mencapai USD280 miliar hingga 2030. Namun, dari total kebutuhan tersebut, hanya 30 persen yang dapat dibiayai melalui anggaran negara.

Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya konsistensi berbagai pihak di dalam negeri untuk terus berkontribusi dalam pendanaan yang mendukung transformasi bisnis berkelanjutan, khususnya dari lembaga keuangan, termasuk bank.

Ini pun sejalan dengan Roadmap Keuangan Berkelanjutan (RKB) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerapkan berbagai kebijakan untuk mendorong lembaga pembiayaan kegiatan berkelanjutan dan transisi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie, menyatakan, “Sebagai mitra tepercaya untuk pendanaan berkelanjutan, kami percaya bahwa pembiayaan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi krusial untuk mendorong ekonomi berkelanjutan, mendukung proyek hijau, dan transisi energi Indonesia mencapai target Net Zero Emission 2060. Untuk itu, Bank DBS Indonesia berperan sebagai katalis dengan menyediakan pembiayaan seperti Sustainability-Linked Loan (SLL) dan Green Loan, serta memberikan wawasan terkait kebijakan dan pemahaman pasar yang didukung oleh jaringan serta konektivitas kami di Asia.”

Sepanjang 2024 hingga 2025, Bank DBS Indonesia telah mencatat peningkatan pendanaan terkait ESG atau Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sebesar 14,8 persen. Di antaranya pada Januari 2025, Bank DBS Indonesia meluncurkan Sustainability-Linked Trade Facility (SLTF) sebesar USD20 juta bagi PT Indo-Rama Synthetics Tbk, produsen benang pintal dan poliester yang merupakan anak perusahaan Indorama Corporation Pte. Ltd, Singapura.

Di awal Maret, Bank DBS Indonesia bekerja sama dengan Bank UOB Indonesia dalam pendanaan sebesar Rp1,7 triliun kepada PT Princeton Digital Group (PDG) melalui skema club loan. Dana ini digunakan untuk mengembangkan JC2, kampus pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan kapasitas 22 MW di Cibitung.

Untuk sektor produksi pangan berkelanjutan, Bank DBS Indonesia menyalurkan Sustainability-Linked Loan (SLL) senilai Rp350 miliar kepada PT CJ Feed & Care Indonesia guna mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 25 persen pada 2030. Pendanaan lainnya termasuk fasilitas trade financing senilai USD50 juta kepada Permata Group untuk memperkuat operasional penjualan biodiesel, serta dukungan terhadap Kaer, perusahaan penyedia solusi pendinginan berkelanjutan untuk bangunan komersial dan industri.

Langkah nyata ini mengantarkan Bank DBS Indonesia meraih penghargaan Indonesia’s Best Bank for ESG dalam ajang Euromoney Awards for Excellence 2024 serta World’s Best Bank for Sustainable Finance 2025 dari Global Finance. Penghargaan ini menjadi bukti ketahanan serta kekuatan finansial Bank DBS, sekaligus memperkuat perannya sebagai mitra tepercaya bagi nasabah dan masyarakat.

Baru-baru ini, DBS Bank Ltd (“Bank DBS”) ditunjuk sebagai penasihat keuangan tunggal (sole financial adviser) dalam akuisisi 100 persen Sembcorp Environment Pte. Ltd. (“SembEnviro”) oleh PT TBS Energi Utama Tbk. (“TBS”) melalui anak perusahaannya, SBT Investment 2 Pte. Ltd. Akuisisi ini menjadi pencapaian signifikan bagi TBS dalam ekspansi regional di sektor pengelolaan limbah dan solusi lingkungan di Indonesia dan Singapura.

“Kami sangat mengapresiasi kemitraan strategis bersama Bank DBS, termasuk atas perannya sebagai penasihat keuangan dalam proses akuisisi SembEnviro. Dukungan kuat dari Bank DBS melalui solusi pembiayaan berbasis ESG telah mempercepat langkah TBS dalam mewujudkan visi bisnis berkelanjutan. Kami berharap kolaborasi yang telah terjalin erat ini dapat terus berlanjut dan semakin kuat di masa depan, guna bersama-sama menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” papar CEO TBS, Dicky Yordan.

Kemitraan antara Bank DBS dan TBS bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pada September 2023, Bank DBS Indonesia dan PT Bank Mandiri Tbk bertindak sebagai book runner dan lead arranger dalam perjanjian kredit senilai USD33 juta untuk TBS dalam skema club deal.

Dana ini digunakan untuk mengakuisisi Asia Medical Enviro Services (“AMES”), perusahaan pengelola limbah medis terbesar di Singapura.

Selain itu, Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan Asian Development Bank sebagai mitra strategis TBS dalam mempercepat adopsi sepeda motor listrik di Indonesia pada akhir 2024. Pembiayaan sebesar USD15 juta disalurkan melalui PT Energi Kreasi Bersama (“Electrum”).

Kunardy Lie menambahkan, “Kami meyakini bahwa pembiayaan berkelanjutan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan kawasan regional. Kemitraan dengan TBS Group mencerminkan komitmen kami dalam mendukung bisnis yang menerapkan praktik bertanggung jawab terhadap lingkungan. Sebagai salah satu bank terkemuka di Asia, Bank DBS berperan dalam membantu perusahaan bertransisi menuju operasional yang lebih berkelanjutan sekaligus mewujudkan ekonomi rendah karbon. Seluruh upaya ini sejalan dengan salah satu pilar keberlanjutan Bank DBS, yakni Responsible Banking, dalam perjalanan kami menjadi ‘Best Bank for a Better World’.” Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendanaan berkelanjutan oleh Bank DBS Indonesia.

DapurLetter

Dapurletter: website magazine

dapurletter © 2025