Showcase Koil Merayakan Daya Magis Megaloblast

BAGI Koil, album Megaloblast (2001) menjadi salah satu catatan sejarah di karier musik mereka. Selain karena mulai digarap secara komputerisasi, album ini juga sukses secara komersial dan berhasil menembus chart Music Television (MTV). Keistimewaan Megaloblast membuat Koil menggelar Megaloblood, sebuah showcase spesial untuk merayakan 17 tahun perayaan Megaloblast. Megaloblood juga menjadi momen untuk merilis ulang Megaloblast dalam bentuk kaset dan digital.

Berlangsung di Spasial Jalan Gudang Selatan Kota Bandung, Jumat 20 April 2018, ratusan Koilkillers –sebutan penggemar Koil– mengikuti pesta meriah Megaloblood. Selain Koil, pentas Megaloblood juga menampilkan Pelteras dan Under The Big Bright Yellow Sun (UTBBYS) sebagai dua band pembuka.

Koil masih solid dihuni JA Verdijantoro atau Otong (vokal), Donnijantoro (gitar), Leon Legoh (drum), dan Adam Vladvamp (bas). Aksi mereka juga masih gahar tapi lucu dengan celetukan Otong yang selalu mengundang tawa. Dari sisi dekorasi arena pertunjukan saja, Koil selalu tak biasa. Untuk Megaloblood mereka menggantung ratusan pangsit goreng berbentuk pentagram atau seperti huruf O yang tersemat pada judul album Megaloblast.

“Suara saya jelas? Beungeut ganteng saya jelas? Kalian yang datang pasti penggemar Pelteras dan UTTBYS. Terima kasih karena enggak pulang untuk nonton band dari Garut Selatan ini,” ujar Otong yang disambut tawa penonton.

Sapaan Otong mengantarkan Koil untuk mengisi setlist dengan Nyanyikan Lagu Perang dan Semoga Kau Sembuh. Di sela penampilan, Otong mengatakan, kalau lapar, pangsit berbentuk pentagram yang digantung bisa dimakan. Otong dan Adam kemudian mencabut salah satu pangsit kemudian memakannya.

Tempo Megaloblood kemudian diturunkan dengan Lagu Hujan. Suasana romantis menyeruak di antara penonton yang berdesakan ke bibir panggung. “Kami mohon maaf kepada kalian semua, karena biasanya Koil bikin acara di tempat yang besar. Namun, bertahun-tahun belakangan ini karier kami seperti tisoledat, karena kesibukan masing-masing personel jadi enggak fokus ke band. Mulai 2018 saya berjanji saya akan melaksanakannya. Janji apa? Ya, berjanji saja dulu,” ungkap Otong sambil tertawa.

Sementara Leon mengaku, dia sempat berpikir kalau album Megaloblast tidak akan pernah jadi. Menurut Leon, saat pembuatannya terlalu banyak masalah yang kompleks. Mereka juga mulai belajar bikin lagu pakai perangkat lunak.

“Di rumah enggak ada peredam padahal harus take instrumen. Akhirnya kami atur waktu biar enggak diprotes tetangga,” ungkap Leon.

Penggunaan perangkat lunak untuk album Megaloblast membuat Koil bisa mengeksplorasi musikalitas jika dibandingkan dengan album pertama. Album Megaloblast menjadi titik peralihan Koil dalam proses penggarapan album. Mereka bertransformasi memasuki ranah industrial dengan menggunakan elemen digital seperti saat mixing dan mastering lagu. Lewat Megaloblast pula Koil memutuskan untuk menggarap bergerak secara independen.

“Saat album jadi, saya sempat jualan door to door antara lain ke Surabaya dan Jakarta. Album Megaloblast menjadi istimewa bagi kami, usia 17 tahun spesial karena biasanya orang merayakan sweet seventeen,” kata Adam.

Perjalanan 17 tahun album Megaloblast akhirnya tercipta di atas pentas Megaloblood. Koil menyuguhkan lagu sesuai urutan di dalam album. Mereka juga memberikan kejutan dengan menyelipkan unrealeased track. Tanpa henti, telinga Koilkillers digempur Dosa Ini Tak Akan Berhenti, Apa yang Kita Percaya, Peluk Diriku, Rasa Takut adalah Seni, Kesepian Ini Abadi, dan Ini Semua Hanyalah Fashion.

“Sekali lagi terima kasih yang sudah datang dan menyaksikan band asal Wonogiri ini. Saya mulai kehabisan suara. Di umur yang menginjak 39 ini saya mulai merasakan krisis paruh baya,” ujar Otong yang lagi-lagi disambut tawa penonton.

Nomor The Everlast yang terdapat pada vinyl Megaloblast juga menjadi suguhan Koil semalam. Suara penonton kembali bergema saat Mendekati Surga, Kita Dapat Diselamatkan, dan Bantulah Kami Melihat mengisi setlist. Aksi Koil ditutup dengan Pemberontakan Norma yang membuat Koilkillers puas. Koil memang tahu bagaimana membuat sebuah pertunjukan yang menyenangkan.*