Sejarah Musik Ska hingga Filosofi di Balik Namanya Tipe-X

Hingga saat ini, Tipe-X menjadi salah satu pionir musik ska di Indonesia yang masih bertahan.

 

Grup band Tipe-X mengupas sejarah dan perjalanan musik ska dan Tipe-X adalah salah satu pionir dari permusikan ska di Indonesia yang mampu bertahan sampai sekarang.

Berikut rangkuman perjalanan musik ska hingga arti di balik nama Tipe-X.

 

1. Perjalanan musik ska

Ska terlahir di Jamaika pada 1950-an dan menjadi cikal bakal musik reggae dan rock steady.

Dalam penyebarannya, musik ska juga mengalami banyak perkembangan ketika dikawinkan dengan genre-genre lain seperti punk atau hardcore.

Ska akhirnya masuk ke Indonesia pada tahun 1990-an dan baru diterima oleh masyarakat pada 1999 berkat debut album Tipe-X, Ska Phobia.

 

2. Ska di industri musik Indonesia

Ska tak langsung mendapat tempat di hati para penikmat musik Tanah Air.

Tipe-X pun mengalami hal tersebut sejak dibentuk di tahun 1995. Dan Tresno Riadi dkk bahkan memutuskan untuk merekam album sendiri karena merasa tak ada harapan bernaung di sebuah label besar.

“Zaman itu orang-orang mikirnya, ‘ini musik yang enggak bisa ada di industri musik Indonesia’,” kata Tresno selaku vokalis Tipe-X.

Beruntung Tipe-X dipertermukan dengan label rekaman Pops.

Mereka akhirnya diberikan kesempatan merilis debut album Ska Phobia yang akhirnya meledak dengan singel “Genit”.

 

3. Filosofi di balik nama Tipe-X

Banyak orang yang mengira grup band Tipe-X adalah merek dari penghapus tinta Tipe X.

Tresno meluruskan bahwa nama Tipe-X diambil dengan filosofi ingin tampil berbeda dari band-band lainnya.

Namun Tresno juga mengaku bersyukur karena kehadiran Tipe X ikut membantu popularitas bandnya.

“Tapi itu strategi kita supaya orang lebih familiar ya itu, Tipe X penghapus. Padahal filosopinya ya Tipe-X itu tipe yang beda dari yang lain. Kita mau jadi band yang beda,” kata Tresno.

Sesuai dengan namanya, Tipe-X memang membawa genre yang berbeda di industri musik saat awal kemunculannya.

Tipe-X merilis album debut Ska Phobia pada tahun 1999 di bawah naungan label Pops. Album tersebut meledak di pasaran dan membuat musik ska mulai populer di Indonesia. Hingga saat ini, Tipe-X menjadi salah satu pionir musik ska di Indonesia yang masih bertahan.

Untuk mengakali hal itu, pada tahun 1997, Tresno Riadi dan kawan-kawan akhirnya berniat merekam album sendiri.

“Tahun 1997 kami sudah rekaman, kami beli master pita sendiri karena dulu kalau mau recording harus beli pita itu. Kami memang awalnya mau DIY (do it yourself), semuanya dikerjakan sendiri,” kata Tresno sang vokalis.