Rayakan HUT RI ke-79, BST221B Rilis Lagu Jepang di Album Terbaru Mereka

Turut memeriahkan HUT RI ke-79, band rock asal Sleman, Yogyakarta, BST221B merilis mini album bertajuk “Botchan” pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Mereka terinspirasi dari karakter utama dalam novel klasik modern Jepang karya Natsume Soseki, Botchan menggambarkan perwatakan yang lugu, naif, terus terang, dan tidak berpura-pura—sebuah cerminan yang sejalan dengan karakteristik empat lagu dalam album ini.

Tanpa upaya keras untuk mengikuti tren, Botchan hadir sebagai manifesto musik yang jujur dan berani.

Track pembuka, “Emotional Justification,” mengangkat tema pengaruh teknologi dan media sosial yang semakin mengaburkan batas antara yang benar dan salah. Lagu ini mengeksplorasi bagaimana pembenaran emosional dan argumen irasional sering kali digunakan untuk melegitimasi tindakan yang salah.

Lagu kedua, “Tunas Kecil,” menyuguhkan metafora tentang generasi yang tumbuh dengan kemudahan, tetapi kurang memiliki ketahanan. Lagu ini mengisahkan bagaimana ketika individu-individu ini dihadapkan dengan realitas kehidupan yang keras, mereka runtuh dan kehilangan daya juang.

Di track ketiga, “Nonsensical Talk,” BST221B mengupas tuntas ilusi kebebasan di era digital. Dengan lirik yang provokatif, lagu ini menyindir mereka yang merasa merdeka namun sebenarnya terperangkap dalam pusaran tren dan pengaruh sosial. Alih-alih tunduk pada kebenaran sejati, mereka justru terdikte oleh apa yang viral dan mengadopsi gaya hidup yang jauh dari diri mereka yang sebenarnya.

Botchan ditutup dengan lagu yang unik, “日本語がわからないけど、がんばった” (*Nihongo Wakaranai Kedo, Ganbatta*), yang secara harfiah berarti “Aku Tidak Bisa Berbahasa Jepang, tapi Aku Sudah Berusaha.”

Lagu ini adalah ode untuk para Wibu dan penggemar pop culture Jepang yang merasakan kedalaman emosi dan koneksi melalui musik, meski tak memahami liriknya secara penuh. Melalui lagu ini, BST221B menggambarkan bagaimana musik mampu membuka pintu menuju petualangan emosional, meski dalam bahasa yang tidak dimengerti.

Meski sudah berjarak tiga tahun sejak debut album mereka dengan Ningen Shikkaku (2021), BST221B tetap setia pada akar musik mereka.

Botchan mempertahankan ciri khas band ini dengan permainan ketukan yang dinamis dan eksplorasi genre yang beragam, termasuk sentuhan jazz, metal, dan orkestra.

Namun, tidak ada perubahan drastis dalam komposisi, melainkan evolusi halus yang memperkaya tekstur musikal mereka.

Botchan adalah perwujudan keberanian BST221B untuk tetap menjadi diri sendiri.

Dengan album ini, mereka mengajak pendengar untuk merenungkan kembali makna kebebasan dan kejujuran dalam era digital yang serba cepat.

Mini album “Botchan” menampilkan empat lagu yang imut tapi profokatif, yaitu:

EMOTIONAL JUSTIFICATION – 2:52

TUNAS KECIL – 4:14

NONSENSICAL TALK – 3:14

日本語がわからないけど、がんばった – 5:03

 

Kalian kenal tidak dengan band BST221B??

BST221B adalah band rock asal Sleman, Yogyakarta, yang terdiri dari empat anggota: Mabruri (gitar), Nanda (gitar/vokal), Pudy (bass), dan Abi (drum).

Terbentuk pada tahun 2016, band ini memiliki ikatan kuat dengan skena musik dan budaya Jepang, yang tercermin dalam karya-karya awal mereka sebagai band cover lagu-lagu anime dan grup musik Jepang seperti Asian Kung-Fu Generation, Tricot, dan Kinoko Teikoku.

Sebagai penggemar anime dan pop culture Jepang, BST221B menjadikan elemen-elemen tersebut sebagai bagian integral dari identitas musikal mereka. Meski bermula dari cover band, perjalanan BST221B menuju penciptaan musik orisinal dimulai dengan rilis mini album debut mereka, Ningen Shikkaku, pada Mei 2021.

Album ini menandai langkah pertama mereka dalam membangun suara unik yang memadukan sensibilitas rock alternatif dengan pengaruh musikal Jepang yang kuat.

BST221B terus berinovasi dalam menciptakan karya-karya yang tidak hanya mencerminkan pengaruh budaya Jepang, tetapi juga mengekspresikan pandangan mereka terhadap dinamika sosial dan tantangan yang dihadapi oleh generasi mereka.

Kini, dengan peluncuran mini album terbaru mereka, Botchan, BST221B siap membawa pendengar pada perjalanan musikal yang lebih dalam, dengan tema-tema yang lebih berani dan komposisi yang lebih matang.