Ragam Kuliner Eropa Di Buku Terbaru Indra Menus

Bulan Oktober tahun lalu musisi noise asal Yogyakarta, Indra Menus sukses melanglang buana ketiga kali-nya ke Eropa. Tour yang dimulai dari 19 Oktober – 1 November 2023 ini menjamah 8 kota di 3 negara yaitu Swiss, Italia dan Perancis.

Tour yang bermula dari ajakan Gamut Kolektif, sebuah kolektif di Zurich (Swiss) ini menawarkan Indra untuk menjadi kurator pameran. Pada pameran bertajuk Labyrinth event ini Indra mengajak 5 musisi sekaligus seniman Indonesia untuk berpartisipasi, mereka adalah Dea Karina, Ayash Laras, Sanjonas, Iqbal Tawakkal dan Annisa Maharani. Pameran ini digelar secara offline dan online dimana pengunjung bisa berselancar di galeri dunia maya melalui website www.gamutlabyrinth.com

Indra Menus juga menggelar screening film dokumenter tentang musik noise di Yogyakarta, Noise is Serious Shit! yang disutradarai oleh Hilman Fathoni.

Film ini sendiri telah digelar di 50 kota di seantero benua Asia, Amerika, Australia dan Eropa mulai dari Los Angeles, Mexico, Shanghai, Berlin, Amsterdam sampai Aceh dan Makassar.

Rangkaian acara di Zurich tersebut dilanjut dengan diskusi tentang buku dan penelitian noise di Indonesia kemudian ditutup dengan live performance di venue UMBO.

Sebuah upaya mandiri untuk mempromosikan skena noise lokal ke luar negri.

Tidak hanya itu saja, setelah Zurich Indra Menus melanjutkan perjalanannya berkeliling Swiss, Italia dan Perancis. Mulai dari Rompon kota kecil Perancis di perbatasan dengan Swiss, kota pantai bersuasana summer di Marseille juga mengunjungi makam terbesar di Eropa yaitu Monumental Cemetery of Staglieno di Genova.

Perjalanan tur kurang lebih 2 minggu melintasi batas geografis dan budaya yang berbeda ini menarik untuk dibuat sebuah buku tentang travelling. Terbitlah buku yang diberi judul Daftar Menus Tur Kulineran Di Eropa yang dirilis Relamati Records.

Tidak hanya membahas tips & trik mengurus visa serta mengorganisir tur mandiri di Eropa, buku yang dieditori oleh Samack ini juga banyak membahas tentang makanan yang dinikmati sepanjang perjalanan.

Selain minatnya terhadap musik, Indra Menus sendiri mempunyai ketertarikan terhadap kuliner, hal ini bisa dilihat dari konten kuliner dan interview musisi di kanal YouTube: HookSpace, Maksa Talk juga DoggyHouse Records selain akun Instagram kulinernya @daftar_menus

Mulai dari bermacam keju di Swiss, ragam saus di Perancis juga jenis bakery di Italia, buku ini memenuhi hasrat akan info kulineran selama tur Eropa.

Buku setebal 101 halaman ini juga memuat banyak foto makanan dan suasana tur yang disajikan full color melalui medium kertas HVS 80 gram.

Beberapa musisi yang sudah membaca buku ini mempunyai pendapat yang beragam, mulai dari Tesla Manaf yang juga barusan menjalani tur Eropa, menurutnya buku ini “ringan dan padat informasi. 101 bagi mereka yang ingin tur Eropa”.

DJ Ayash sebagai visual artist yang ikut berpartisipasi pada pameran di Zurich ini menyimpulkan bahwa buku ini berisi “cerita perjalanan naratif yang menjadikannya ‘kaya rasa’ dengan berjuta memori. Karena sebuah makanan memang tidak pernah dapat berdiri sendiri tanpa kisah & proses panjang di baliknya.”

Danis “Dacong” yang dikenal sebagai drummer FSTVLST berpendapat kalau “catatan Indra Menus ini adalah etalase hidup dengan beragam informasi dan sebanding lurus dengan akses apapun yang dia punya, berikut sebagai wujud capaian dedikasinya di disiplin hidupnya”.

Sementara Bayu Kristiawan sebagai orang dibalik media Koloni Gigs dan juga iKonser/Cherrypop melihat buku ini sebagai “salah satu hal yang selalu saya tanyakan setiap Indra Menus balik tur adalah pengalaman kulinernya, dan buku ini adalah salah satu jawabannya”.