Qonita Punya EP Perdana: ‘Dua Puluh’ Sebagai Simbol Perjalanan di Awal Dewasa

Qonita Ayu atau akrab disapa Qonita adalah singer/songwriter kelahiran 2000 asal Jakarta, yang memiliki passion terhadap musik sejak kecil. Ia melakukan debut sebagai artis solo di album “Arsha and His Notes 2” pada tahun 2017.

Qonita juga bergabung ke komunitas Jakarta Movement of Inspiration dalam beberapa produksi teater musikalnya dan duet project bersama Iyas dengan single berjudul ‘Aku & Kamu’ di tahun 2020.

Di tahun 2023, setelah sebelumnya berhasil mengeluarkan single berjudul ‘Kereta Sore’ dan ‘Ruang Hampa’, Qonita akhirnya merilis Extended Play (EP) perdana yang berjudul ‘Dua Puluh’. Ia merangkum beberapa hal yang terjadi dan dirasakan di awal usia 20 tahun. Cerita-ceritanya dikemas terpisah ke dalam empat lagu dengan genre folk, pop, dan sedikit sentuhan elektronik. Di dalam proses pembuatannya, Qonita menggandeng dua produser muda yang juga merupakan temannya yaitu James Nikolas dan Farrel Cahyono.

“Dua Puluh” memperlihatkan bagaimana manusia dituntut untuk menjalani hidup disertai dengan segala kompleksitas permasalahan yang ada. Jika waktu dimundurkan sedikit, sewaktu kecil mungkin kegiatan sebagian besar dari kita hanyalah bermain dan belajar. Bahkan hampir tidak ada permasalahan yang dipikirkan ketika masih kecil.

Namun, semakin kita beranjak dewasa, kehidupan terasa semakin kompleks dengan adanya masalah baru yang mungkin terjadi secara bersamaan, terutama di tahap pencarian jati diri. Ada dorongan dalam diri yang ingin mencoba ini dan itu, membuat skema mimpi setinggi langit yang ingin diwujudkan, punya keinginan berambisi tinggi dalam hidup, dan sebagainya–segala problematikanya selalu ada. Tetapi tidak jarang juga kita dipatahkan oleh kegagalan dan dikecewakan oleh kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.

Melalui “Dua Puluh”, Qonita ingin menekankan bahwa segala masalah yang terjadi di fase awal 20 tahun bukan menjadi akhir dari kehidupan. Kita perlu disadarkan bahwa usia hanyalah angka dan menjadi 20 tahun masih banyak yang bisa dilakukan.

Di mulai dari track pertama, “Ruang Hampa” menggambarkan bahwa seringkali ketika kita gagal dan membuat kesalahan tentu ada rasa penyesalan tetapi itu adalah hal yang wajar. Untuk mencoba dan melangkah kembali pun terkadang dihadang oleh perasaan “takut” sehingga kita enggan bergerak maju. Kita lebih memilih menghindar dari rasa takut dan berputar di bayangan masa lalu itu seperti yang diceritakan di track kedua, “Detik”.

Di lagu ketiga, “Salam Damai” pun menjadi pengingat lagi bahwa hidup ini terus berjalan dan kita perlu berdamai dari kegagalan itu sendiri dengan cara melangkah demi menemukan diri yang baru yang telah menunggu untuk disambut.

Dan sebagai penutup, lagu “Kereta Sore” menjadi lagu pengantar pulang ke “rumah” setelah sekian lama melangkah jauh.