Jazz Gunung Bromo Bulan Juli 2024 Suguhkan GIGI Sampai Elfa’s Singers

Musik dan alam menjadi dua komponen kemesraan atau mengasyikkan untuk menciptakan memori bersama orang-orang tersayang seperti keluarga, sahabat, dan pasangan. Pengalaman tersebut bisa dirasakan dalam sebuah perhelatan Jazz Gunung Bromo. Keintiman disajikan lewat sederet bintang tamu musisi lintas generasi. Musik serta panggung yang tak berjarak menambah hangat kemesraan tersebut. Regenerasi musisi menjadi konsentrasi dari PT Jazz Gunung Indonesia (JGI), penyelenggara dari Jazz Gunung Bromo. Kabut yang terkadang turun di tengah-tengah penampilan. Suasana magis yang tercipta dari peralihan langit sore menuju malam, hingga taburan bintang yang menjadi atap pertunjukkan dengan suhu bisa mencapai 10 derajat celcius.

Hal tersebut diungkapkan dalam Press Conference Jazz Gunung Bromo 2024 di Institut français Indonésie (IFI), Jakarta (25/6). Acara ini dihadiri oleh Founder Jazz Gunung Indonesia: Sigit Pramono, Direktur Utama Jazz Gunung Indonesia: Bagas Indyatmono, Senior VP Corporate Communication BCA: Susanti Nurmalawati, Wakil Atase Kebudayaan IFI-Kedubes Prancis: Bimo Putra, VP Sales & Business Operation Jiwa Jawa: Chandra Hadi Siswoyo, dan sejumlah penampil seperti GIGI, Vina Panduwinata, Elfa’s Singers, dan Kelapa Muda.

“Selain pertunjukkan jazz paling romantis, Jazz Gunung memiliki komitmen untuk tetap mempertahankan komposisi penampil musik jazz lebih besar dan juga membuka ruang bagi para musisi jazz muda yang berbakat dan sudah layak tampil di depan para Jama’ah Al-Jazziyah (sebutan penonton Jazz Gunung).” ungkap Bagas Indyatmono, direktur JGI. Lebih lanjut Bagas mengatakan formula kurasi penampil yang dilakukan dengan metode LEICA (Legend, Emerging, International, Collaboration / Community, Anchor). Kelima kriteria ini harus masuk dalam musisi yang kami pilih untuk tampil. Selain itu, sebagai bentuk komitmen event keberlanjutan dan pemberdayaan lokal, Jazz Gunung Bromo menggunakan 85% panitia yang terlibat adalah masyarakat sekitar. Selain itu semua vendor juga lokal dari transportasi, konsumsi, dan penginapan.

Tahun 2024 Jazz Gunung Bromo menjadi perhelatan yang konsisten digelar ke-16  kalinya sejak tahun 2009. Tahun ini, Jazz Gunung Bromo menjadi event kedua dari rangkaian Jazz Gunung Series 2024, yang akan diselenggarakan di Amfiteater Jiwa Jawa Bromo, desa Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada Jumat-Sabtu, 19-20 Juli 2024 mendatang dengan kapasitas sebanyak 2.500 penonton per harinya. Jazz Gunung Series 2024 hadir karena kebutuhan dari para penikmat musik yang ingin menyaksikan penampilan musisi favorit mereka dengan cara yang berbeda, menyatu dengan atmosfer indahnya alam pegunungan Bromo Tengger Semeru.

“Dengan sajian dan konsep Jazz Gunung yang sudah dijalani selama lebih dari 1 dekade, Jazz Gunung Series 2024 telah memiliki tempat dan peminatnya sendiri. Dan yang terpenting setiap penyelenggaraan Jazz Gunung, ada tetesan ekonomi yang bisa sampai ke masyarakat. Apa yang kami lakukan sejak 16 tahun lalu dengan Jazz Gunung Bromo juga menggerakan orang untuk menyelenggarakan musik jazz di tempat terbuka dan memberikan dampak ekonomi ke masyarakat.” ungkap Sigit Pramono.

Para penampil yang hadir dalam press conference ini mengungkapkan antusiasme mereka. Seperti yang dikatakan oleh Lita Zein, “Kami kan dibentuk awalnya sebagai vokal grup jazz, jadi repertoar lagu jazz kami banyak tapi kesempatan festival jazz nya sedikit. Pas diajak Jazz Gunung, yess akhirnya bisa bawain repertoar jazz kami. Perpaduan harmoni kami nanti diiringi oleh Yongky Vincent.” Sejumlah penampil di Jazz Gunung Bromo 2024 yang tengah bersiap, di antaranya untuk penampil hari Pertama ada Aisyah Rimaraay, Elfa’s Singers Keubitbit, Ring of Fire feat. Brasszigur Brass Band & Ndaru Ndarboy, Syifa & friends. Lalu di hari kedua akan tampil Gigi Jazz Project, Kartabaya Trio, Kelapa Muda, Kuntari, Noe Clerc Trio, dan Vina Panduwinata & F • I • [e] • R • Y.

“Selama 30 tahun kami berjalan banyak banget on stage di festival. Beberapa festival jazz pernah mengundang kami. Biasanya di backstage orangnya itu-itu juga. Senangnya kalau masuk ke genre baru, terutama saya dan Thomas bisa ketemu teman-teman musisi jazz di backstage bisa menambah persaudaraan, pertemanan, dan obrolan musik yang berbeda. Romantisme terjadi di sini.” jelas Armand Maulana sambil berkelakar saat menghadiri jumpa pers Jazz Gunung Bromo di IFI, Jakarta.

Penyelenggara memberikan 3 kategori (reguler, vip, dan vvip) untuk harga tiket harian dan terusan. Reguler HARIAN Rp550.000, TERUSAN Rp850.000. VIP HARIAN Rp 1.200.000, TERUSAN Rp1.900.000, dan VVIP HARIAN Rp 2.000.000, TERUSAN Rp3.700.000.

Tahun ini Jazz Gunung Series akan dimulai dari Jazz Gunung Slamet (Mei), Jazz Gunung Bromo (Juli), Jazz Gunung Ijen (Agustus), Jazz Gunung Burangrang (September). Lalu Jazz Gunung & Beyond dengan rangkaian acara Jazz Kota Lama Semarang (Agustus), GAIA Music Festival: Jazz In The Valley (Agustus), sertaBInternational Golo Mori Jazz (November).