Fanny Soegi Kecewa dengan Band Soegi Bornean, dari Royalti Lagu hingga

Fanny Seogi mengungkapkan permasalahan royalti yang melibatkan dirinya dengan mantan bandnya, Soegi Bornean, terkait sejumlah lagu yang pernah mereka ciptakan seperti Asmalibrasi.

Dalam media sosial, Fanny yang keluar dari band tersebut pada Maret 2024 menyiratkan dirinya tidak mendapatkan hak royaltinya selaku pencipta lagu hit tersebut.

“Bayangin saja, lagu Asma ini yang kalian dengar di mana-mana, penciptanya sampai pinjam uang untuk bayar sekolah anaknya,” kata Fanny pada Minggu (8/9).

“Nominal dari royalti lagu ini enggak main-main, setengah miliar lebih ada, tapi justru orang-orang yang enggak punya hak dapat paling banyak dan enggak transparan,” lanjutnya.

“Orang-orang yang enggak berhak bisa beli dua mobil sekaligus, gitar mahal, foya-foya. Sedangkan pencipta lagu Asma masih ngontrak di Jogja, mana atapnya jebol lagi. Bukan nominal yang ku garis bawahi, tapi nurani kalian. Band-bandan kok serakah, enggak keren blas,” katanya.

Keluhan Fanny Soegi kemudian ditanggapi oleh mantan bandnya, Soegi Bornean, dalam unggahan klarifikasi di media sosial pada Senin (9/9). Mereka mengklaim bahwa sudah mendistribusikan royalti sesuai nominal yang disepakati.

“Menanggapi perbincangan yang tengah ramai di media sosial mengenai Soegi Bornean, kami ingin meluruskan tuduhan yang dilayangkan oleh Fanny Soegi melalui akun Twitter/X miliknya. Ada hal yang menurut kami kurang pas dan tidak sesuai realita,” kata mereka.

“Terkait Royalti Asmalibrasi. Dari awal menerima uang royalti Asmalibrasi, kami pihak manajemen mendistribusikan sesuai dengan nominal yang telah disepakati. Fanny pun selalu terlibat dalam keputusan pembagian royalti,” ucapnya.

“Kami juga tidak ada masalah dengan pencipta dan masih berkomunikasi dengan baik. Bahkan masih ada kerja sama di salah satu karya pada album baru Langkah Rupa. Kami juga siap apabila diperlukan rekonsiliasi royalti dengan ahli,” kata Soegi Bornean.

Mereka juga menyebut sejak awal berdiri band tersebut pada 2019, Fanny merupakan bagian dari manajemen dan dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan.

Mereka juga mengklaim bahwa sejumlah lagu yang diklaim Fanny merupakan hasil dari kerja sama, terkecuali Kala.

“Terkait pertunjukan yang akhirnya Fanny ikut tampil dalam masa 7 hari pasca sang ibunda meninggal, itu adalah hasil keputusan bersama termasuk Fanny. Bahkan pada saat itu manajemen juga sudah melakukan mediasi dengan pihak penyelenggara agar bisa tampil meski tanpa Fanny,” kata mereka.

Band tersebut juga menyampaikan keinginan untuk berkomunikasi lebih baik dengan Fanny Soegi dalam meluruskan dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Mereka juga meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.

“Kalian percaya?” balas Fanny di kolom komentar unggahan tersebut