Album Ningrat, Jamrud: Kontrasepsi dan Duka Surti

Sebetulnya Jamrud memulai album yang menjadi tambang emas Log Zhelebour ini dengan berdarah-darah. Selepas Terima Kasih yang membuat Jamrud sukses menyabet Anugerah Musik Indonesia untuk kategori Grup Rock dan Album Rock Terbaik tahun 1999, Jamrud harus kehilangan penggebuk drum Sandy Handoko dan gitaris Fitrah Alamsyah yang menemui ajal karena ketergantungan narkotika. Padahal line-up Krisyanto, Azis M. Siagian, Ricky Teddy, dan mendiang Sandy dan Fitrah meletakkan pondasi musik yang membuat Jamrud menjadi the big thing: akar heavy metal dan thrash yang dipadukan secara jahil dengan beberapa ragam aliran sebut saja swing, ska, reggae, nomor-nomor balada yang terbukti selalu berhasil melelehkan telinga, sampai pendekatan iseng pada nada-nada pentatonik. Dan tentu saja, vokal Krisyanto yang khas dalam pengucapan huruf-huruf vokal.

Namun Jamrud berhasil lepas dari masa limbung setelah meninggalnya Fitrah dan Sandy. Azis M.S yang mendominasi penulisan lirik (sisa dua lagu ditulis oleh bassist Ricky Teddy) berhasil menciptakan formulasi kuat untuk karakter lagu Jamrud.

Struktur lirik seperti cerita pendek satu babak, dengan gaya tengil, cuek, dan cabul yang kemudian menciptakan humor segar tanpa harus terjebak dalam kotak band komedi seperti Seurieus. Resep ini membuat lirik-lirik Jamrud jadi begitu mudah dicerna dan dekat dengan akar rumput. Bukan sesuatu yang jauh, mengawang, dan tidak mencoba untuk meneguhkan berhala kehidupan sebagai rock star, katakanlah jika dibandingkan dengan lirik-lirik milik AKA atau God Bless.

“Ningrat” yang diset sebagai sapaan pembuka tanpa beban mengkritik warisan perilaku feodal dengan olokan pada perilaku para tetua priyayi Jawa (Pak é, Bu é, Pak Lik, Bude, dan Embah) yang rewel dengan bibit, bebet, dan bobot dan tidak peka pada perubahan zaman.

Selain itu karakter paling kentara adalah lirik-lirik cabul. Ekstrak senyawa ini hadir dengan takaran yang pas di “Surti-Tejo”. Membuat kita selalu penasaran reka ulang adegan saat jemari Tejo mulai piknik dari wajah sampai lutut Surti.Satu tingkat di bawah “Surti Tejo” ada “Baywatch” dan “Gaya”. Yang disebut terakhir ini cukup berani memotret percintaan sesama jenis ketika isu tentang LGBT belum sekencang sekarang.

Sayangnya di album-album setelahnya kadar ngeres ini cenderung berlebihan dan terkesan hanya mengulangi pola yang sama. “Telat Tiga Bulan” di album Sydney 090102 yang dirilis dua tahun setelahnya punya jalan cerita yang tidak banyak berbeda dengan “Baywatch”. Sementara “Senandung Raja Singa” yang ada di album BO 18+ malah lebay. Penjelasan mudahnya begini, di Ningrat Jamrud adalah sekumpulan siswa sekolah menengah yang baru saja menonton versi utuh video bokep Bandung Lautan Asmara lalu melakukan reka ulang cerita kepada kawan sekelasnya sembari harap-harap cemas kalua-kalau ada guru BP yang lewat. Sedangkan setelahnya, Jamrud adalah sosok senior telat nakal di kantor yang mencoba akrab dengan staf-staf junior lewat candaan norak seputar selangkangan.

Selain formula tadi, jurus klasik lewat nomor balada “Pelangi Di Matamu” berhasil mengangkat Jamrud ke popularitas setelah praktik komodifikasinya di kontestasi politik dalam negeri. Penampilan Susilo Bambang Yudhoyono yang membawakan “Pelangi Di Matamu” di panggung ajang pencarian bakat Akademi Fantasi Indosiar menjadi salah satu momentum kunci dalam kampanye Pemillihan Presiden tahun 2004 yang membuatnya terpilih sebagai presiden ke-6 Republik Indonesia.

Khusus untuk Jamrud, mereka beruntung berada di bawah asuhan Log Zhelebour yang degup jantungnya adalah irama rock n roll.

Selain Logiss Records hasil kerja sama dengan Indo Semar Sakti, Log juga memiliki Log Zhelebour Production sebagai divisi produksi konser-konser Log. Dalam buku 10 Tokoh Showbiz Indonesia, pria asal Surabaya ini disebut sebagai satu-satunya tokoh showbiz yang punya perangkat bisnis lengkap. Selain label rekaman, Log juga memiliki divisi lighting, sound, dan stage yang dioptimalkan untuk mendukung promosi artis-artis binaannya juga menggelar panggung legendaris Festival Rock sejak tahun 1984 yang bertahan hingga tahun 2007.

Setelah Ningrat yang dirilis 20 tahun yang lalu, episode perjalanan Jamrud seperti roller coaster. Krisyanto yang ikonik sempat menyatakan pisah kongsi sebelum akhirnya rujuk kembali. Imperium kerajaan rock Log Zhelebour juga pelan-pelan harus menyesuakan diri, jika tidak mau dikatakan meredupkan lampu panggung.

Terakhir, Boomerang yang juga menjadi salah satu mesin uang Log, akhirnya membubarkan diri. Musik rock Indonesia di ranah arus utama kini tidak pernah lagi sama.