Album Marjinal “Sejajar” akan dirilis Lagi tahun 2024

Sabda nada records diberi kesempatan kedua kalinya untuk merilis kembali karya dari teman – teman Marjinal.

Perlu diketahui bahwa 10tahun (2014) lalu album “SEJAJAR” dirilis dijepang, dan karya fisiknya berbentuk CD hanya sebagian kecil yang ada di Indonesia.

Dan dalam rangka memperingati 10 tahun perayaan album tersebut sabda nada mendapat kesempatan dalam waktu dekat ini akan hadirkan segera dalam format analog pita dan merchandise-nya.

Adapun tracklist dalam album “SEJAJAR”;

1 Negri Ngeri

2 Hukum Rimba

3 Luka Kita

4 Daran Juang

5 Rencong Marencong

6 Kuli-Kuli

7 Predator

8 Catastrophe

9 Bumi Manusia

10 Pang Ktipang Pang

 

Musik punk yang identik dengan pembangkangan ternyata dapat menjadi alat bagi anak-anak jalanan bertahan hidup dan menyalurkan kreativitas mereka. Mehulika Sitepu menemui kelompok musik Marjinal yang ‘mengasuh’ anak-anak jalanan lewat musik.

Sedikit ulasan Marjinal:

Mike memulai kelompok kolektif ini pada 1996, saat masih mengamen di jalanan.

Kelompok musik kolektif dapat diisi oleh siapa saja yang bergabung, namun pemain kuncinya hanya dua orang: Mike dan Bobby.

Selain berkarya, dia menolong para pengamen dan anak-anak jalanan dengan membuat sebuah tempat bagi mereka belajar musik dan seni.

“Punk bukan mewariskan nilai-nilai orang London, atau orang-orang Barat, tapi punk itu sejatinya mengenal diri kita sendiri. Itu yang bagi Mike punya kepentingan untuk memberi pengaruh besar kepada mereka untuk mengenali diri mereka sendiri. Seperti kebanyakan masyarakat Indonesia yang hanya ingin menjadi orang lain. Ingin menjadi Barat, ingin menjadi Timur Tengah.”

Memberi identitas adalah hal yang normalnya dilakukan orang tua. Namun bagi anak-anak jalanan ini, orang tua mereka adalah Punk.

Mike maupun Bob memiliki latar belakang berbeda yang akhirnya membuatnya memilih jalan hidup menjadi punk. Untuk Bob sendiri mengaku bahwa ia awalnya hanya menyukai musik bergenre punk, bahkan awalnya ia sangat tidak menginginkan berpenampilan seperti punk pada umumnya.

Dalam punk, menyinggung hal-hal realitas yang terjadi seperti keadilan, bagaimana persamaan hak, dan tentang bagaimana buasnya para politikus yang mengambil hak-hak rakyat. Hal itulah yang membuatnya cocok dan merasa menjadi diri sendiri.

Meski memiliki alasan yang berbeda dalam menjadi punk, namun keduanya merasa mendapat banyak pelajaran hidup yang sangat berharga. Karena itulah Marjinal terus berjalan dan berkarya bersama dan berusaha menyampaikan pesan penderitaan rakyat dalam bentuk media musik