LIMOCAT, band rock pendatang baru dari Jakarta, kembali menggemparkan dengan single terbaru mereka, ” Balada Keset Welcome ,” yang dirilis 21 April melalui Burakku.
Setelah debut sukses dengan “Gusti Mboten Sare (Roda Pasti ‘Kan Berputar)”, kali ini mereka menyoroti fenomena “martyr complex”—kecenderungan yang mencerminkan diri secara berlebihan demi pengakuan sosial—lewat lirik yang satir dan aransemen yang memikat.
Terinspirasi dari istilah “doormat” (orang yang selalu mengiyakan permintaan orang lain), “Balada Keset Welcome” yang mengkritik budaya glorifikasi pengorbanan diri yang sering dianggap mulia, padahal berakhir pada kelelahan emosional.
“Awalnya lagu ini kubuat sebagai sindiran untuk diriku sendiri,” aku djalto, vokalis LIMOCAT. ” Aku pernah jadi ‘keset’ hanya demi mempertahankan pertemanan, tapi ujung-ujungnya hubungan itu tetap runtuh. Aku kembali pola itu berkali-kali, sampai akhirnya sadar: ini bukan pengorbanan, tapi kelemahan.”
Bassist Wista menambahkan, “ Judulnya unik, bahkan absurd, tapi begitu didalami, liriknya justru puitis. Ini lagu tentang kejujuran pada diri sendiri. ”
Drummer Irfan, yang juga bertindak sebagai produser, mengaku terinspirasi oleh Porcupine Tree dan nuansa rock progresif era 70-an. ” Awalnya aransemennya sederhana, tapi setelah diskusi dengan Djalto soal makna lirik, kami memutuskan mengubah total struktur lagu ,” jelasnya. Hasilnya? Kombinasi mellotron, piano elektrik, dan mixing bright ala alternatif rock 2000-an yang menciptakan atmosfer melankolis namun menusuk.
Sementara itu, gitaris Youngky memasukkan teknik khas Carlos Santana—distorsi yang dipadukan denganpicking lembut—untuk menonjolkan kontras antara lirik yang getir dan melodi yang memukau. ” Kami ingin lagu ini terdengar seperti ironi itu sendiri: indah di telinga, tapi pedih di hati ,” ucapnya.