Underveins Gemparkan Karyanya Lewat EP “Aggression”

Band Underveins baru saja merilis EP bertajuk Aggression. Berisikan lima lagu di dalamnya, mereka coba menjadikan mini album ini seolah wahana traveling bagi pendengarnya.

Underveins beranggotakan Muhammad Mufli “Rafi” Rafiandy Bagdja (Vokal), Adib Arieqy (Gitar), Ario Arianto (Gitar), Reizaki “Zaki” Muhammad Arhassa (Bas), serta Difa Satria Dasfriana (Drum).

EP Aggression berisikan materi-materi seperti “Jiwa dan Moral – Alternate”, “Tipu Daya Ambisi”, “Aggression”, “Idealis Tanpa Nalar”, dan “Signature,” dengan kombinasi gaya antara subgenre metal seperti, thrash metal, hardcore, metalcore, hingga groove metal. Mereka melakukan penggabungan sub genre tersebut dengan tujuan untuk membuat pendengar menjadi seperti “travelling” terhadap lagu-lagu dari EP ini.

“Unsur metal itu terutama instrumentalnya yang membuat para pendengar merasa diajak untuk bertualang mendengarkan lagu metal itu. Ga cuma keras, tetapi sisi instrumentalnya itu semua diperhitungkan,” tutur Zaki.

“Aggression” muncul sebagai wacana karya-karya Underveins seturut situasi kehidupan sosial yang mereka lihat tenggelam oleh ketamakan segelintir petualang di dalam negara. Moralitas yang ditunjukkan kelompok penguasa begitu terbuka dengan gaya penyelewengan kekuasaan, otak-atik anggaran, menambah solid oligarki, di depan khalayak.

Zaki menuturkan, EP ini merepresentasi agresi atau serangan bagi orang-orang itu. Visualisasi dalam artwork dirancang dengan gestur berupa penyerangan yang dipilih dari patung mitologi Yunani. Logo bulat berpalang membagi ruang wacana bahwa Underveins terbangun dari berbagai unsur dan genre, dan memuncak di sudut heavy metal. Kelir merah diyakini mampu membawa energi berani sejalan dengan misi agresi.

“Melalui lagu-lagu ini orang-orang menjadi subjek yang menjadi lagu kita, yang sedang berkuasa, yang sedang berwenang dengan sewenang-wenang,” katanya.

Walaupun personel Underveins kelahiran 1997 dan 1998, daya selam mereka cukup dalam. Mereka menyukai heavy metal lawas semacam Black Sabbath, Judast Priest, Iron Maiden, Exodus, Testament, Pantera, Metallica, sampai Megadeth.

Berawal saat masih kuliah, 2018, Zaki, Rafi, dan Adib mulai manggung di kampus dengan membawakan materi dari Metallica Enter, Ramones, dan Nirvana.

Underveins mulai serius dijalani pada 2021. Latihan mulai memburu gaya Pantera, Metallica Master atau Megadeth.

“Saya dan Adib melihat dari roots utama. Susah cari orang sefrekuensi. Kebanyakan karena adanya invasi Bring Me The Horison,” ujar Zaki.

Ia merasa pengaruh sekolah gitar di Agung Gitar Course (AGC) Music School yang dipandu Agung “Hellfrog” gitaris Burgerkill itu ikut menebalkan pengaruh Zaki dari sisi hardcore atau metalcore.

Pada tahun 2022, mereka mulai menciptakan single “Jiwa dan Moral”. Ada pengaruh dari Rotor, Beside, Seringai, di dalamnya. Drum tempo mid, gitar dibawa nge-groove, menyasar aura-aura dari Pantera dan Mastodon. Bas didorong serupa Megadeth, dengan power yang mencuat dan akord yang dinamik menantang.

Melodi mereka serap dari Pantera, dengan harmoni khas thrash metal, juga sisipan speed sambat Kirk Hammet dan Dave Mustaine. Mereka bersepakat agar Rafi memunculkan warna vokal sendiri.

“Bagus sih, enggak, tapi bakal jadi khas. Zaki ambil influence bukan untuk di-copy-paste, tetapi buat karakter yang menjadi signature sendiri. Stereotip metal harus scream, tetapi enggak selamanya Big 4 metal semua scream. Jadi kami menawarkan ciri khas Rafi,” kata Zaki.

Visi mereka setelah perilisan EP ini: merangkul jejaring pendengar heavy metal dan mulai mencari panggung ke panggung untuk melebarkan sayap.

“Jika koneksi tersebut kami rasa sudah cukup, kami akan memutuskan untuk membuat album dalam waktu dekat,” kata Underveins.

Sebagai informasi, pertengahan 2022 lalu Underveins pernah merilis single “Jiwa dan Moral”. Kini nomor tersebut sudah bisa didengarkan lewat mini album terbaru mereka bertajuk Aggression melalui berbagai layanan pemutar musik digital. *