Irvan dan Rotor membuat sejarah dengan membuat cetak biru bagi band-band setelahnya akan musik metal di tanah air
Industri musik tanah air kembali berduka saat mendengar kabar tentang meninggalnya seorang musisi thrash metal legendaris, Irvan Sembiring, pada Selasa, 16 Februari 2021.
Almarhum Irvan Sembiring adalah seorang musisi kelahiran Surabaya, Jawa Tengah. Beliau adalah founder dari band thrash metal legendaris asal Jakarta, Rotor.
Potensi bermusik Irvan sudah terlihat saat dia masih remaja, di mana hal ini ditandai dengan ketertarikannya pada lagu-lagu Metallica dan Slayer. Hal tersebut menjadi gerbang utama Irvan menuju industri musik.
Waktu duduk dibangku kuliah Irvan sering menyisihkan uang bekalnya untuk dibelikan gitar dan fokus memainkannya. Kesenangannya akan musik metal kemudian berbuah manis kala dia berhasil mencampuradukan brutalnya riftme gitar cepat Max Cavalera (Sepultura) dengan Triplet Style Riffing nya James Hetfield (Metallica) yang kompleks.
Kecintaan dan konsistensinya dengan metal mengantarkan Irvan untuk memulai perjalanan karir bermusiknya. Berawal dari menjadi gitaris band Suckerhead, lalu keluar dan membentuk Rotor pada tahun 1991.
Perjuangan Irvan untuk Rotor sangatlah berlika-liku, di mana pada zaman itu mendapat informasi adalah hal yang rumit karena belum adanya internet. Tidak banyak pula orang yang mempunyai ponsel genggam untuk saling berkomunikasi, hingga untuk urusan rekaman pun masih banyak keterbatasan, dan pada saat itu rekaman masih menggunakan mesin rekam analog yang apabila ada kesalahan harus memulai dari awal.
Namun Irvan mendobrak titik ketidakmungkinannya menjadi mungkin, dengan ambisinya yang bergejolak Rotor menjadi adalah salah satu band tanah air yang banyak menginspirasi musisi-musisi metal di Indonesia.
Dengan kontribusi Irvan, Rotor merilis album pertamanya yakni, Behind The 8th Ball. Album tersebut adalah album thrash metal pertama yang bernaung dibawah record major label. Dengan tekatnya yang bulat dan visi yang besar untuk Rotor, Irvan membawa Rotor ke skena musik metal internasional dan menjadi influence untuk banyak pecinta musik metal. Puncaknya, pada tahun 1993, Rotor menjadi band pembuka untuk “The Big Four Thrash Metal Bands”, Metallica di Jakarta.
Satu hal yang kemudian menjadi momen yang paling diingat dari Rotor, selain tentunya karya-karya mereka yang cukup memberi pengaruh kuat bagi perkembangan musik di tanah air. Irvan dan Rotor membuat sejarah dengan membuat cetak biru bagi band-band setelahnya akan musik metal di tanah air. Rest in peace the legend, Irvan ‘Rotor’.