Rapper asal Kei (Indonesia), Drewgon akan merilis single kedua dari debut albumnya “Koko Evav” pada tanggal 26 Juli 2024. Lagu yang berjudul “AIN NI AIN” ini menjadi salah satu lagu penting yang kurang lebih dapat menggambarkan isi dari album pertama Drewgon, yang rencananya akan dirilis pada akhir Agustus 2024.
AIN NI AIN diambil dari bahasa daerah Kei di Maluku Tenggara. Berasal dari dua akar kata, yaitu Ain = satu dan Ni = punya/milik, artinya saling mempunyai satu sama lain, kita saling memiliki, bagian dari yang lain, dan kita semua adalah satu. Sejak leluhur hingga saat ini, “Ain Ni Ain” telah menjadi salah satu falsafah/pepatah/pegangan hidup dasar masyarakat Kei yang mengandung dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan, saling membantu satu sama lain sekaligus landasan untuk hidup bersama dalam perbedaan di Nuhu Evav (“Kepulauan Evav”) atau Tanat Evav (“Negeri Evav”).
Selain falsafah sebagai pandangan hidup, masyarakat Kei juga menjunjung tinggi hukum adat mereka, hukum Larvul Ngabal seperti yang tertulis dalam lirik Drewgon “Ini tanah adat, tanah para raja-raja. Tuhan dan Leluhur pasti jaga, Larvul Ngabul inga sampe mati, kalo langgar dapa bakar lebih panas dari api.”
Falsafah “Ain ni Ain” dan hukum “Larvul Ngabal” sering kali bisa meredakan konflik, ini terbukti mampu dipakai sebagai landasan rekonsiliasi konflik kepentingan atas nama agama pada 1999 di Maluku.
Kerusuhan besar yang pada saat itu berhasil memporak porandakan tatanan sosial masyarakat di seluruh Kepulauan Maluku. Namun falsafah tersebut berhasil menyelamatkan masyarakat Kei dari konflik itu. Menurut beberapa sumber sejarah, Kei adalah salah satu daerah yang paling cepat reda dan keluar dari konflik berdarah 25 tahun lalu tersebut.
Berkolaborasi dengan Manutized, seorang penyanyi R&B dan hip-hop asal Jakarta, Drewgon berusaha menuangkan nilai-nilai dari falsafah “Ain Ni Ain” ke dalam lirik rapnya. Storytelling dengan mencampurkan 3 bahasa (Maluku, Indonesia, dan Inggris), metafora juga permainan rima dan melodi yang sederhana di atas musik hip-hop dicampur R&B dan jazz hasil racikan produser asal Ambon, yaitu Jordy Waelauruw, diharapkan dapat menjadi sebuah lagu untuk menyuarakan perdamaian di seluruh dunia.