Setelah sukses dengan rilisan single Hand in Hand dan Jijivisha Jingga, Dandy ‘n Redemptions kembali merilis single terbarunya “Magenta”. Sebuah single pamungkas dalam “Trilogy of Experiment”. Keberadaan Magenta sebagai single penutup ini tentunya tidak akan lepas dengan keterkaitannya dengan single-single terdahulu.
Dengan mengangkat tema mental health dan pesan-pesan perdamaian, Magenta diproyeksikan dapat menjadi oase di tengah hiruk pikuk dunia yang terasa semakin rumit ini serta menjadi jawaban-jawaban atas kegundahan yang sudah diperdengarkan dalam 2 single sebelumnya. Namun semuanya kembali kepada para pendengar.
Setiap kepala memiliki tafsir dan interpretasi sendiri, sebuah lagu tentu akan memiliki impresi yang berbeda kala bertemu dengan isi kepala yang memiliki latar belakang berbeda pula.
Magenta merupakan sebuah lagu yang unik dan kompleks; dimana unsur dream pop, britpop, post rock, oriental, dan blues yang diformulasikan secara rinci dan proporsional pada akhirnya dapat tersaji dalam 6 menit durasi lagu. Eksplorasi multi genre yang cukup panjang ini secara bersamaan dilatarbelakangi oleh sosok-sosok yang menginspirasi Dandy untuk menulis Magenta.
Kompleksitas yang dimaksud pada akhirnya tidak hanya berbicara tentang aspek teknis dan musikalitas, akan tetapi juga menyangkut pada sebuah cerita, latar belakang, dan persona-persona yang menginspirasi. Pada kenyataannya, Magenta sendiri masih memiliki keterkaitan dengan sosok perempuan nyata dimana ia berhubungan dengan perempuan di Jijivisha Jingga maupun cerita kasih sayang yang ada pada lagu Hand In Hand.
Ada beberapa fakta unik dalam proses kreatif dan produksi dari Magenta. Salah satunya adalah fakta dimana pada kenyataannya, Magenta merupakan lagu yang proses rekamannya paling lama, ada spare waktu 2-3 tahun sampai single ini dirilis pada bulan desember 2023.
Selama itu pula Magenta mengalami proses improvisasi, koreksi, reduksi, dan penambahan-penambahan unsur tertentu hingga tersaji di telinga para pendengar saat ini.
Selain itu, keunikan yang dapat ditemukan dalam Magenta ini adalah interludeinterlude yang terasa sangat “Indonesia”. Hal ini seperti sebuah kontradiksi dimana Magenta yang sebelumnya dikemas dengan tone, progresi, hingga notasi yang begitu “pop” ala barat, akan tetapi pada bagian interlude, Magenta justru menyajikan pendekatan yang sangat “timur” dan Indonesia banget. Bila sebagian akan menilainya sebagai sebuah kontradiksi, akan tetapi bagi Dandy ‘n Redemptions, fenomena unik ini adalah bukti keberhasilan mereka meramu & bereksperimen dalam bermusik.