Meluaskan promosi kiprah band di era internet agar bisa mendunia semakin terbuka. Tidak lagi harus dilakukan dengan menggelar tur dan berkunjung ke berbagai negara. Tapi, “tebar pesona” lewat jaringan media sosial juga sebenarnya sudah cukup. Itu yang diyakini Bless the Knights, band progressive metal/djent asal Jakarta yang tak henti-henti melakukan aktivitas untuk melebarkan jangkauan pendengarnya.
Kali ini, band yang digerakkan oleh gitaris Fritz Faraday (mrfritzfaraday) sebagai mastermind-nya tersebut telah melepas sebuah komposisi baru bertajuk “Parallel Universe”, dimana ia melibatkan kontribusi dari Ed Garcia, gitaris dari band progressive metal/djent asal Brasil, Vitalism.
Tentang kolaborasinya dengan Ed sendiri, sebenarnya berlangsung secara organik. Berawal dari pertemanan yang terjalin setelah Fritz memperdengarkan album “Dunamous” kepada Ed. Dan rupanya, Ed terkesan akan album tersebut.
“Akhirnya ngobrol-ngobrol sama doi dan malah dia yang bilang gimana kalo dia ngisi solo di salah satu lagu gue, dan ya jelas gue okein-lah,” seru Fritz lagi semangat.
Mulai dari situ pembicaraan keduanya pun makin intensif. Fritz dan Ed sepakat untuk membuat lagu baru yang khusus mengakomodir gaya permainan Fritz dan Ed serta ekspektasi penggemar. Harapannya, kata Fritz, mereka bisa mendapatkan satu nuansa baru yang bisa jadi titik tengah dari kemauan tiga faktor utama tadi. Sayangnya, seiring berjalannya proses, Fritz terhadang kesibukannya sebagai pengusaha plus proyek rilisan mendadak untuk Natal, Desember 2021 lalu. Akhirnya, rencana rilis yang dibidik di November 2021, mundur ke Mei 2022.
Sementara Ed sendiri, juga mulai sibuk menjalani proyek konten klinik bernama Shred Garcia. Akhirnya untuk mempercepat prosesnya, Januari 2022 kolaborasi keduanya pun dimulai, dengan mengeksplorasi salah satu lagu milik Fritz yang berjudul “Parallel Universe”.
Di mata Fritz sendiri, komposisi-komposisi karya Ed di bandnya, Vitalism sangat menarik. Terutama di lagu “Bipolarity” yang termuat di album “Causa” (2015). Dan yang paling menarik, paham ‘djent’ yang dianut Ed sejalan dengan keyakinan Fritz, dimana unsur teknikal yang mengedepankan kerumitan masih menjadi prioritas.