Tahun 2023 menjadi harapan bagi pelaku ekonomi setelah dua tahun terpukul akibat pandemi covid-19. Harapan itu pun semakin membuncah ketika pemerintah memutuskan covid-19 menjadi endemi pada 21 Juni 2023.
Salah satu sektor yang berharap lebih pada tahun ini ialah sektor ekonomi kreatif. Maklum, sebagai sektor yang mengandalkan mobilisasi massa, sektor ini menjadi salah satu sektor yang benar-benar jatuh cukup keras akibat pagebluk.
Dan setiap konser yang ada tercatat, tahun ini saja beberapa konser musik bergengsi dan beberapa festival Tanah Air, seperti Pesta Pora, Synchronize, We The Fest hingga yang terbaru konser grup musik rock asal Inggris, Coldplay.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) mengatakan, setelah pandemi terjadi lonjakan besar dalam jumlah konser dan festival musik di Indonesia, terutama pada pertengahan 2022 hingga 2023 ini.
Pada tahun 2023 saja, APMI mencatat telah ada lebih dari 3.000 event, dan mengestimasi peningkatan penonton sekitar 30 juta orang. Itu baru yang tercatat, beberapa event seperti konser dan festival gratis juga mendulang banyak pengunjung untuk hadir.
Sekarang yang gratis ataupun tidak berbayar itu juga mulai banyak. Jadi agak sulit juga menghitung jumlah penonton terutama kalau gabungkan dengan angka konser dan festival musik yang non-ticketing.
Dalam industri konser dan festival musik dapat memberikan kontribusi positif terhadap daya tahan ekonomi masyarakat, dengan uang berputar dan pengeluaran konsumtif dari para penonton. Serta menyerap banyak tenaga kerja, baik secara formal maupun informal, dan memberikan dampak positif pada ekonomi.
Pascapandemi, sejumlah festival kembali digelar dan menjadi magnet bagi puluhan ribu penonton. Konser musisi dalam negeri seperti Dewa 19 dan Sheila on 7 maupun musisi luar negeri terutama K-Pop sukses menjual tiket dan meraup keuntungan yang fantastis.
Sama halnya dengan berbagai festival dalam negeri, seperti Soundrenaline, Java Jazz Festival, hingga Djakarta Warehouse Project juga terbilang sukses pada tahun 2022.
Menurut laporan Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023-2024 oleh Kemenparekraf/Baparekraf, pada 2023 tren minat akan live concert terus meningkat, misalnya dengan hadirnya Coldplay di Indonesia yang menyedot jutaan calon penonton maupun Blackpink yang sukses menghipnotis tidak kurang 140 ribu penonton.
Sementara itu, Konsultan PwC menemukan sektor hiburan yang dilaksanakan secara langsung (live event) sedang berkembang pesat dan akan mengalahkan industri hiburan lainnya secara keseluruhan.
Secara global pendapatan seluruh kegiatan live event diprediksi akan mencapai level pra-pandemi pada tahun 2024 yang mencapai US$68,7 triliun, dibandingkan pada tahun 2019 yang mencapai US$66,6 triliun.
Dari tahun 2022 ke tahun 2027, pendapatan dari live experience diprediksi akan tumbuh dengan CAGR sebesar 9.6%, yang berarti 4 kali lebih besar dari estimasi pertumbuhan pendapatan konsumen secara keseluruhan.
Laporan Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023-2024 oleh Kemenparekraf/Baparekraf juga mencatat, dari sembilan subsektor ekonomi kreatif yang diprediksi alami pertumbuhan pesat di 2023-2024, seni pertunjukan menempati urutan terendah dengan angka 7,14%. Ini jauh di atas subsektor lainnya seperti musik 11,90%, game developer 16,67%, fesyen 40,48% dan yang tertinggi kuliner 69,5%.