Trio pop punk asal Kota Malang yang satu ini kembali merilis single terbarunya pada 12 Juli 2024.
Single ini merupakan hasil dari kolaborasi bersama Pebi Ramadhan (Threesixty).
Seperti judulnya “Ancaman Kota”, single kali ini mencibir tentang perasaan ketidakamanan karena meningkatnya tingkat kriminalitas yang terjadi di kota kelahiran mereka.
Walaupun begitu, pesan yang mereka sampaikan di dalam liriknya cukup luas.
Pada Januari 2024 lalu Kota Malang mengalami krisis begal, membuat warga merasa resah dan takut untuk berkendara pada malam hari, vokalis Kingkong Milkshake, Sadat menyatakan krisis ini menarik perhatian mereka dan menjadi titik fokus untuk “Ancaman Kota”. Diceritakan juga kalau kali ini mereka bersekutu dengan Pebi Ramadhan dari Threesixty, band asal Lampung yang sekarang menetap di Bekasi.
“Jadi lagu ini saya tulis kira-kira beberapa jam sebelum take vokal, jadi aku rasa menariknya disitu. Setelah take vokal, aku kirim demonya ke Pebi, Threesixty,” ujarnya.
Selain liriknya yang dirangkai beberapa jam sebelum eksekusi, musik dari single ini juga terinspirasi dari lagu yang notabene bukan genre pop punk.
“Terinspirasi dari lagu Foo Fighters di album “There Is Nothing Left to Lose” tahun 1999. Beberapa chord diambil dari lagu “Learn To Fly” lalu temponya agak diubah sedikit menyesuaikan karakter dari Kingkong Milkshake,” Jelas Sadat.
Sadat juga menyatakan dalam wawancaranya, kalau ia sudah membagikan tester demonya kepada beberapa orang. Menariknya mereka yang sudah mendengar tester ini memiliki kesamaan dalam mengartikan “Ancaman Kota” .
Ada pula yang mengkorelasikan lagu ini dengan apa yang sedang terjadi di Palestina. Dari sini dapat disimpulkan bahwa lagu ini membawa pesan yang cukup kuat dan universal tentang perasaan ketidakamanan dan ketakutan.
“Ancaman Kota” single yang mengemban keluhan atas perasaan ketidakamanan ini dibangun oleh banyak tokoh dibaliknya.
Lirik ditulis oleh Mohammad Musaddad yang berkolaborasi dengan Pebi Ramadhan (Threesixty).
Komposisi dan aransemen sendiri disusun oleh Mohammad Musaddad, Muhammad Nizar, dan Edo Rahmad.
Kursi produser diisi oleh Satrio Utomo, yang juga menggarap mixing dan mastering di Griffin Studio. Gitar yang diisi oleh Rifky Okky, dan artwork merupakan karya dari Napi Ceko.